Jelang PON, Atlet Angkat Besi Jatim Latihan Ketat di Batu

Atlet angkat besi saat menjalani latihan di Batu (Fathul)

MALANGVOICE – Sebanyak 13 atlet Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Jawa Timur menjalani pemusatan latihan di Kota Batu.

Saat MVoice melihat latihan, non official dilarang mendekat, karena berbahaya. Memang benar, ketika sang atlet mengangkat beban berupa lempengan besi dengan berat puluhan kilogram, bisa saja terjadi kecelakaan fatal.

“Kota Batu sengaja dipilih karena udaranya cocok untuk latihan. Kan di sini dataran tinggi yang penyerapan O2 nya rendah. Sehingga, ketika pertandingan di daerah yang lebih panas, atlet merasa lebih mudah,” tutur Wakil Ketua III KONI Jatim, Sucipto, beberapa menit lalu.

Angkat Besi2Ia juga menjelaskan beberapa hal mengenai sistem pernafasan yang dijalani atlet pada udara seperti di Kota Batu. Intinya, Sucipto ingin agar atlet latihan di tempat yang keras terlebih dahulu, sebelum mengikuti pertandingan yang sebenarnya di PON XIX di Jawa Barat akhir tahun ini.

“Setelah ini mereka belum selesai, karena Juli depan para atlet terpilih akan dipusatkan pelatihannya lagi di Rusia. Di sana juga berat, sehingga saat PON digelar, bisa melenggang memperoleh emas,” imbuh Sucipto.

Pada latihan itu mereka didampingi tiga pelatih. Satu pelatih kepala, satu pelatih angkat besi, dan satu pelatih angkat berat. 10 atlet putra yang langsung latihan mengangkat besi, memiliki otot kekar dengan tonjolan besar di bagian bahu dan pundak.

Setiap mengangkat beban yang disarankan, ada tiga juri lokal yang langsung menilai di sana. Ketika atlet berhasil mengangkat sampai di atas kepala tanpa goyah, sang juri mengangkat bendera putih. Jika gagal, bendera merah yang diangkat diiringi dengan kekecewaan sang atlet.