Imam dan Sahabat Garden…

Imam ditemui dikebun (anja)

MALANGVOICE – Terkait ketersediaan pangan, pertanian memang harus prioritaskan. Perlu ada peningkatan lahan dan sumberdaya manusia yang sadar dengan semakin berkurangnya pertanian Indonesia.

Pemuda diharapkan ikut berperan dan peduli terhadap pertanian. Sayang, banyak pemuda lebih memilih menjadi buruh pabrik. Mirisnya lagi, lahan pertanian banyak dijadikan pabrik. Di Malang, lahan persawahan banyak yang diuruk dan dibeli investor untuk membangun perumahan.

Seiring kemajuan bidang pendidikan dan kesadaran masyarakat, kini banyak mulai berbondong-bondong menyelamatkan kondisi lingkungan, mengaktifkan kembali gerakan hijau, dan mempelajari teknologi pertanian.

Ditemui Mvoice di kebun pertanian FPP UMM, seorang pria terlihat sibuk memberi pupuk pada tanaman yang ia rawat di rumah kaca. Dialah Imam Rosyadi, pemuda asal Kediri lulusan pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.

Meski telah lulus, pria kelahiran 1991 itu sering datang ke kebun pertanian FPP UMM, untuk melihat kondisi tanaman yang ia tanam di sana, menyiram, memupuk dan bertukar informasi dengan mahasiswa.

Meski harus kesana kemari merawat tanaman, terik sinar matahari tak digubrisnya, asal tanamannya tidak kering. Itu semua bentuk kecintaannya akan lingkungan dan pertanian.

Dengan keuletan dan ilmu yang dimiliki, Imam beberapa kali mencoba bereksplorasi mengembangkan tanaman yang sudah ada. Misalnya, ia mencoba metode pelubangan pada pisang untuk mempercepat munculnya buah pisang. Ia juga berhasil menanam melon dengan posisi menggantung.

Tanaman Gantung

Sebagai sarjana pertanian, ia paham betul cara menanam yang baik berikut cara merawatnya. Ilmu itu ia dapatkan secara otodidak dan juga mendalaminya di bangku kuliah.

Sejak kecil Imam gemar menanam, karena pengaruh ayahnya, pedagang yang gemar menanam dan bergaul dengan petani dari berbagai daerah. Sehingga ia terbiasa mendengar obrolan para petani dan topik terkaitan sawah dan tanaman.

Imam memiliki usaha penjualan bibit dan tanaman di Kediri. Ia berhasil menjual bibitnya secara online ke Banten, Palembang, Bogor, dan Solo melalui laman tokopedia.com/sahabatgarden. Tak hanya bibit, tanaman unik seperti kesemek, anggur panjang, anggur pohon, durian merah, kedondong merah, apel india, juga ia jual.

Imam dan pohon kates
Imam dan pohon kates

Secara bertahap dan menyisihkan uang saku kuliah, ia membangun usaha di Jalan Jombang 268, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, sejak September 2015. Rencananya ia akan membuka cabang di sekitar Kediri dengan bantuan saudara.

Kini, penghobi makan sayur ini bercita-cita menjadi interpreneur pertanian dan memberdayakan masyarakat dengan cara mengajari cinta dengan pertanian, karena kebutuhan pokok manusia adalah makanan, dan makanan itu bersumber dari petani.

Tanaman pun ia taruh sepatu
Tanaman pun ia taruh sepatu

Ia prihatin dengan kebiasaan yang menyia-nyiakan atau membuang-buang makanan, karena di balik itu semua ada kerja keras petani. Ia ingin petani di Indonesia dihargai dan diperhatikan pemerintah, seperti di Thailand. Petani di sana sangat sejahtera dan berhasil mewujudkan swasembada pangan negaranya.