Hati-hati, Paksa Anak Disabilitas Kuliah Akibatkan Depresi

Ari Pratiwi (anja)

MALANGVOICE – Koordinator PSLD (Pusat Studi Layanan Disabilitas) Universitas Brawijaya, Ari Pratiwi, berpesan, orangtua sebaiknya tidak memaksakan buah hati difabel mereka kuliah bila psikologis dan fisik anak itu tidak siap. Ditakutkan, anak itu akan mengalami depresi dan akhirnya malah tidak melanjutkan kuliah.

“Memang ada mahasiswa yang harapan orang tuanya besar, tapi mereka tidak siap. Ini bukan masalah keren dan prestise. Siap kuliah itu harus dilihat dari kesiapan motivasi dan fisik mereka. Ada yang keinginannya besar, tapi secara fisik sakit-sakitan. Sebaliknya ada yang fisiknya bisa, tapi motivasinya kurang. Jangan dipaksa,” kata dosen Psikologi UB ini kepada MVoice.

Itulah mengapa, tandasnya, seorang calon mahasiswa perlu mengikuti simulasi atau microteaching perkuliahan.

“Dikhawatirkan mereka nanti kaget kalau tidak ikut simulasi. Dunia perkuliahan itu berbeda. Banyak tugas kelompok, bimbingan dosen, penelitian dan sebagainya. Kagetnya itu mereka akhirnya susah cari teman tugas kelompok, susah bergaul,” tandasnya