Gus Ali: Kabupaten Malang haru Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

MALANGVOICE – Predikat Malang Raya sebagai The Little Indonesia atau miniatur nusantara tak bisa diganggu gugat. Hal ini sangat wajar jika melihat potensi hebat yang dimiliki daerah yang terbesar kedua di Jawa Timur itu. Mulai dari sektor pariwisata, pertanian, seni budaya, sejarah hingga pendidikan.

Apalagi kalau berbicara potensi pariwisata alam yang ada di Kabupaten Malang. Bekas Kerajaaan Kanjuruhan dan Singhasari ini dikelilingi 6 gunung, punya puluhan coban hingga pantai.

Terlebih di era Revolusi Industri 4.0 sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan.

Menurut pencetus visi Malang Raya The Little Indonesia, Ali Ahmad, di era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini, pengembangan industri pariwisata tidak bisa seperti dulu lagi. Ciri khas revolusi industri 4.0 adalah internet of things, sehingga keterlibatan generasi milenial menjadi penting.

“Kaum milenial mempunyai peranan penting dalam industri 4.0. Karena era teknologi digital saat erat dan dekat sekali dengan kehidupan mereke sehari hari. Mereka yang paling siap dan nantinya akan menghadapi tantangan lebih berat di masa depan,” kata Pembina Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Malang Raya itu

Semua pihak kata Gus Ali sapaan akrabnya, harus memberikan dukungan pelatihan agar anak bangsa mengikuti perkembangan dunia digital. Memberikan pembekalan pendidikan formal, non-formal dan informal yang relevan. Contohnya ahli Artificial Intelligence, data scientist atau startup valuator.

Gus Ali juga menyampaikan bahwa peningkatan pariwisata di wilayah Kabupaten Malang, harus
lahir dari kesadaran bersama antara masyarakat dan Pemerintah Daerah serta berbagai kalangan terkait, semisal media maupun kalangan akademisi dan usaha.

Lanjut dia, besarnya pengguna internet saat ini yang difasilitasi oleh smartphone juga harus ditangkap sebagai peluang untuk mempromosikan wisata. Jalur dunia maya ini diyakini manjur untuk pemasaran pariwisata Kabupaten Malang.

“Semakin pesatnya perkembangan informasi digital salah satunya melalui media sosial nyatanya berdampak terhadap perkembangan wisata yang ada, baik itu secara nasional, dan lokal daerah,” beber dia.

“Kita jangan menjadi pengguna media sosial pasif. Tapi kita harus aktif membagikan informasi positif untuk turut serta mengembangkan potensi di daerah. Karena sekarang jamannya serba mudah dan praktis karena ditunjang berbagai platform digital dan sosial media yang ada,”

Data pertumbuhan sektor pariwisata di Malang Raya, khususnya Kabupaten Malang, sejak periode Januari 2017 sampai Juli 2018 mengalami percepatan tertinggi di Indonesia. Tumbuh secara cepat dan mencapai 48 persen dibandingkan kota-kota wisata yang lebih dulu dikenal masyarakat wisata karena hanya 18 persen pertumbuhannya pada periode tersebut.

Pertumbuhan cepat sektor pariwisata tersebut membuat Malang Raya menjadi daerah wisata paling populer berdasarkan tren pencarian di Google Search (mesin Google). Serta menjadi satu dari tiga destinasi wisata unggulan bersama Labuan Bajo dan Sumba di Nusa Tenggara.

Sementara itu itu, hingga memasuki bulan November, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang baru berkisar di angka 4,6 juta dari target 7 juta wisatawan yang dicanangkan Dinas Pariswisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang. Jumlah tersebut mayoritas dominasi wisatawan domestik. Sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara masih diangka 100 ribu-an lebih.

“Harapannya di momen Hari Jadi Kabupaten Malang ke 1258 tahun Ini, capaian saat ini harus terus kita tingkatkan. Karena sektor pariwisata bisa menjadi penggerak ekomoni masyarakat Kabupaten Malang dan sumber pendapatan asli daerah (PAD),” tandasnya

Indikator sukses atau tidaknya industri pariwisata, kata Gus Ali dilihat dari dampak ekonomi terhadap masyarakatnya. Sejauh mana industri ini mampu mengerek ekonomi warga di sekitar destinasi itu.(Hmz/Aka)