Guru itu Memimpin dan Mendidik

Oleh: Andreansyah Ahmad *)

Cita-cita luhur yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, “Mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” memberikan tempat utama terhadap peranan pendidikan di negeri ini. Berbicara tentang pendidikan, tentunya kita tidak dapat melupakan salah satu unsur pokok dalam pendidikan yaitu guru.

Pada hakikatnya pendidikan mempunyai tujuan yang hakiki, yaitu menyadarkan manusia untuk mengenal dirinya, bahwasanya manusia adalah subyek, bukan obyek. Peran pendidikan sangatlah mendasar dan kita semua memahami bahwa peranan guru sangatlah penting.

Guru adalah profesi paling mulia di antara profesi lain, karena sejatinya tugas seorang guru tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga mendidik anak didik mereka dengan penuh rasa tanggung jawab. Guru adalah guru, dan selamanya menjadi guru tanpa ada sebutan mantan guru hingga sampai akhir hayatnya. Guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah.

Para presiden, menteri, gubernur, walikota, dan lainnya, tidak akan pernah bisa menduduki jabatan itu tanpa peran seorang guru. Guru hanya bisa tersenyum bahagia ketika melihat anak didik mereka menjadi orang yang hebat dan sukses tanpa mengharapkan balasan.

Jasa guru sesungguhnya tak dapat dinilai dengan materi atau kebendaan. Mereka adalah pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa. Guru mungkin melupakan muridnya, sekalipun tidak pernah melupakan tugas. Namun tidak seorang murid pun dapat melupakan gurunya.

Dari zaman ke zaman telah kita ketahui bersama jasa guru dalam usaha-usaha membina anak-anak didik mereka agar dapat mandiri di masa depan. Guru telah melaksanakan tugas-tugas yang aktif dalam peranan mereka untuk mencerdaskan bangsa.

Guru adalah pemimpin yang bijak, mengajarkan rasa hormat terhadap sesama, nilai-nilai kerohanian, budi pekerti, sopan santun dan berbakti kepada orang tua. Tetapi guru bukanlah pemimpin seperti seorang presiden yang didukung oleh partai politik.

Guru adalah pemimpin sekaligus pahlawan pendidikan bagi anak-anak negeri. Bila seorang presiden memimpin negara, namun guru mendidik anak bangsa yang kelak akan menjadi presiden dan orang hebat lainnya. Guru akan selalu merasa bangga dan berbahagia apabila dapat membina dan mengarahkan murid-muridnya untuk menjadi insan yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.

Tidak pernah terlintas sebelumnya di pikiran saya untuk mengambil profesi keguruan. Namun satu hal yang menjadikan saya bangga pada anak bangsa yaitu ketika praktik mengajar di salah satu sekolah di Probolinggo. Teringat jelas semangat-semangat para siswa/siswi yang datang ke sekolah dengan segala keterbatasan. Namun, semangat belajar mereka lah yang memotivasiku untuk terus berinovasi mencerdaskan generasi bangsa dan bergelut dalam bidang pendidikan.

Guru-guruku, jasa-jasamu akan selalu terkenang dan peradaban telah menjadi saksi keberadaanmu. Apa daya negeri ini bila tidak ada pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa sepertimu.

*) Mahasiswa FKIP Unisma