Gerhana Matahari, Rektor Ma Chung Berangkat ke Palu

meneropong (anja)

MALANGVOICE – Chatief Kunjaya, rektor Universitas Ma Chung Malang sengaja berangkat ke Palu untuk melihat gerhana matahari total yang akan terjadi pada Rabu 9 Maret 2016.

Gerhana matahari merupakan fenomena langka dan tidak bisa dilewatkan karena hanya terjadi di Indonesia dan di beberapa wilayah Indonesia Tengah.

Chatief menceritakan pengalamannya pertama kali melihat gerhana matahari total di Solo,1983, dimana suasana menjadi sejuk dan gelap ketika gerhana terjadi.

“Saat gerhana matahari kita bisa melihat bintang di siang hari, sayangnya saat itu pemerintah menghimbau warga masuk ke dalam ruangan, padahal pemandangannya bagus sekali,” kata Chatief yang juga seorang astronom.

Selain melihat bintang, Presiden International Olympiade on Astronomy and Astrophisics itu ingin membuktikan teori relativitas milik Albert Einstein, ilmuwan besar kelahiran Jerman.

Teori yang lahir tahun 1919 tersebut menyebut gravitasi bisa membelokkan cahaya, menyebabkan bintang di belakang matahari bisa terlihat.

“Biasanya yang terpengaruh gravitasi itu benda, tapi ternyata bisa berpengaruh pada cahaya, jadi bintang yang ada di belakang matahari seolah-olah ada di sampingnya,” tambahnya.

Ia memaparkan, di daerah Malang gerhana matahari bisa terlihat, namun hanya sebagian. Menurutnya gerhana matahari total terjadi 1,5 tahun sekali di belahan bumi yang lain.

“Tahun depan gerhana matahari total terjadi di Amerika Serikat,” imbuhnya.