Dinkes Kota Malang Siapkan Kelurahan Tingkat Mandiri

Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Malang, Tomi Sukarno saat memberi sambutan. (Lisdya)
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Malang, Tomi Sukarno saat memberi sambutan. (Lisdya)

MALANGVOICE – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang tengah mempersiapkan kelurahan mandiri dengan program Kelurahan Siaga.

Sebagai contoh, di Kota Malang ternyata sudah ada satu wilayah yang terbilang masuk dalam kategori kelurahan mandiri, yakni Kelurahan Sawojajar.

“Di kota Malang yang sudah masuk golongan mandiri ini baru Sawojajar, yang tahun kemarin pernah kami ikutkan lomba dan menjadi juara II di Jawa Timur. Seharusnya bisa menjadi juara I tapi karena ada kasus kematian ibu hamil di tahun 2016 ya turun jadi juara II,” ujar Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Malang, Tomi Sukarno kepada MVoice usai memberi sambutan dalam acara Fasilitasi Kelurahan Siaga Kota Malang di Same Hotel, Kamis (19/7).

Sebelum menjadi kelurahan mandiri, ada beberapa tahapan yang harus diikuti. Yakni kelurahan Purnama, Madya dan Pratama. “Purnama ada delapan kelurahan, sedangkan yang madya dan pratama itu lebih dari 5 persen. Tujuan dari fasilitasi ini supaya nanti kelurahan itu terutama yang pratama dan madya ini bisa meningkat minimal ke purnama dan ke mandiri,” imbuhnya.

Sedangkan untuk kelurahan siaga dikatakan Tomi bukanlah program baru melainkan sudah ada sejak tahun 2006. “Di mana Kota Malang saat itu punya kegiatan di dua kelurahan, yakni kelurahan Wonokoyo dan Arjowinangun dan dibantu dari dana USID untuk meningkatkan kelurahan siaga,” imbuhnya.

“Sejak awal kami sudah sosialisasi ke semua kelurahan, bersyukur di tahun 2016 semua kelurahan di Kota Malang sudah menjadi kelurahan siaga. Memang stratanya masih beragam, kelurahan yang paling tertinggi kan mandiri,” tegasnya.

“Kegiatan Kelurahan Siaga ini adalah salah satunya bentuk peran serta perangkat dengan masyarakat supaya harapannya nanti masyarakat bisa mengatasi sendiri. Karena siaga itu kan peran serta dari masyarakat sendiri di tiap kelurahan. Jadi peran daripada pemerintah, OPD, dan bidang kesehatan itu hanya sebagai fasilitator. Karena memang kendala kami untuk jumlah kesehatan juga terbatas,” tambahnya lagi.

Ke depannya, Tomi berharap semua punya visi misi yang sama dan punya pemahaman yang sama tentang Kelurahan Siaga. “Sehingga nanti dengan pemahaman yang sama semua bisa melangkah lebih maju. Kelurahan di Kota Malang nantinya bisa menjadi kelurahan yang mandiri seperti di Kelurahan Sawojajar,” pungkasnya.(Der/Aka)