Begini Cerita Para Profesional Menjadi Guru Sehari

Kelas Inspirasi Malang (KIM) 4 di SDN Pujiharjo 1, Tirtoyudo, Kabupaten Malang
Kelas Inspirasi Malang (KIM) 4 di SDN Pujiharjo 1, Tirtoyudo, Kabupaten Malang

MALANGVOICE- Mengajar anak SD merupakan pengalaman baru bagi 10 tenaga profesional yang bekerja di berbagai bidang.

Mereka merupakan pengajar dalam Kelas Inspirasi Malang (KIM) 4 di SDN Pujiharjo 1, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Senin (7/11).

Profesinya beragam, mulai dari wartawan, staf PLN asal Denpasar, dosen, apoteker hingga sekretaris Kedubes Indonesia untuk Kanada.

Cerita yang muncul dari menjadi guru dalam waktu sehari ini juga beragam.

kelas-inspirasi-2

Sekretaris Kedubes Indonesia untuk Kanada, Astrid Erawan (26) misalnya.

Dia merasa berutang budi pada gurunya setelah mengajari dengan cara mengenalkan profesinya kepada anak-anak SD ini, selama empat jam tanpa putus.

“Mengajar itu nggak gampang. Seperti saat ngajar anak SD kelas 1, ada yang berantem ada yang menangis,” cerita dia.

Mengajar kelas IV, V dan VI menurut dia lebih mudah. Pasalnya mereka sudah menerima materi yang disampaikan.

kelas-inspirasi-3

Sebagai orang yang sehari-hari bekerja dia Kanada, Astrid menjelaskan perbedaan mendasar dari Kanada dan Indonesia.

“Mereka antusias banget,” imbuh wanita yang baru tiba di Indonesia, Sabtu (5/11) ini.

Lain lagi dengan cerita dari Sulvi Sofiana (25), wartawan dari Harian Surya yang sehari-hari berdinas di Surabaya.

Dia baru tiba di Malang Sabtu (5/11) malam menggunakan bus dan langsung bermalam di salah satu hotel.

“Baru ke Pujiharjo Minggu (6/11) sore. Aku sudah merencanakan ikut KIM ini sejak jauh-jauh hari,” urai gadis yang pernah bertugas di Malang.

Awalnya, Sulvi mengaku kesulitan menerangkan profesinya kepada para siswa.

“Aku grogi di awal bagaimana menjelaskannya kepada anak SD. Biasanya kan sama anak kuliahan,” kata jebolan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya ini.

Akhirnya, sulung dari tiga bersaudara ini membuat drama di kelas. Setiap siswa mendapatkan perannya masing-masing. Ada yang bertindak sebagai artis, bodyguardnya dan wartawan. Masing-masing anak diminta untuk bertindak sesuai perannya.

“Jadi lebih bisa interaktif dan menyenangkan. Mereka juga bisa menulis berita yang bukan opini,” imbuh Sulvi.

Ada hal yang membuatnya terharu di KIM 4 kali ini. Ada salah satu siswa yang membuat tulisan serta gambar khusus bagi Sulvi.

“Meskipun gambar dan karangannya ala anak SD gitu, tapi tetap so sweet buat aku,” ceritanya kepada MVoice.

Tahun ini ,KIM menerima 268 pendaftar relawan pengajar dan 113 pendaftar dokumentator.

Para peserta melalui seleksi administratif melalui online. Mereka dipilih dan ditempatkan di 19 sekolah di Kabupaten Malang.