Aji Prasetyo: Komik Itu Harus Mencerdaskan…

Aji Prasetyo

MALANGVOICE- Semua sudah tahu, Aji Prasetyo merupakan komikus asli Malang dengan prestasi segudang. Beberapa waktu lalu, tiga komiknya terseleksi untuk dipamerkan di Frankurt Book Fair, Jerman.

Pria gondrong berkacamata ini membuat komik bukan sebagai buka hiburan semata. Dia juga menyelipkan nilai-nilai yang bisa dipelajari masyarakat.

Komik pertamanya, ‘Hidup Itu Indah’ terjual habis 3.000 eksemplar di seluruh Indonesia pada cetakan pertama. Kontennya mengkritik kalangan fundamentalis, mengangkat kembali fenomena budaya, kehidupan, dan hal-hal yang dianggapnya salah dalam memahami sejarah.

Ditemui MVoice, ia menjelaskan, komiknya juga menceritakan alasan sebenarnya kenapa perang Diponegoro bisa meletus.

“Pelajaran sejarah di sekolah selama ini terkesan hanya untuk menghapal nama tokoh dan tanggal peristiwa saja. Itu yang membuat pelajaran sejarah membosankan dan terkesan tidak berguna,” katanya.

Sampul komik Hidup Itu Indah. (istimewa)
Sampul komik Hidup Itu Indah. (istimewa)

Padahal, sambung dia, sejarah itu penting untuk belajar, sebagai bekal menghadapi masa depan.

Ketua Lembaga Kajian Seni Budaya Universitas Islam Raden Rahmat Kepanjen ini menambahkan, pada buku pertama menjelaskan tentang intervensi asing yang berlebihan dalam mendominasi kebijakan politik, SDA yang dikeruk bangsa asing, penguasa yang hidup mewah dari menarik upeti ke rakyat yang kelaparan dan sebagainya.

Hal-hal seperti itulah yang menjadi penyebab meletusnya perang Diponegoro. “Lantas siapa yang berani menjamin bahwa hal itu tidak terjadi lagi saat ini? “Itulah, karena kita tidak pernah belajar dari sejarah,” kata dia.

Komik kedua, Teroris Visual, juga memiliki pesan-pesan yang hampir sama. Bagi Aji, sangatlah penting belajar dari leluhur, dimana mereka pernah mengatakan ‘tontonan kudu dadi tuntunan’.

“Artinya, seni harus punya muatan pencerdasan untuk pembacanya. Bukan sekedar hiburan,” sahutnya.

Lewat jalan seni, Aji ingin memperjuangkan bangsa ini agar semua elemen bangsa tidak terpengaruh niat dari pihak-pihak yang berusaha merusak tatanan di Indonesia.