ACT Bersama MRI Bagikan Dua Ribu Masker ke Masyarakat Terdampak Kebakaran Hutan di Pekanbaru Riau

istimewa.
istimewa.

MALANGVOICE – Kebakaran hutan yang melanda sebagian Pulau Sumatera dan Kalimantan mengakibatkan kualitas udara di tiap daerah terdampak masuk di kategori berbahaya, salah satunya Riau.

Dengan kondisi seperti ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Riau bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) membagikan dua ribu masker bagi warga.

Ribuan masker tersebut dibagikan kepada warga yang berlalu lintas di Jalan Sudirman, Persimpangan Tugu Zapin, Pekanbaru. Selain di Pekanbaru, masker juga dibagikan di sejumlah kabupaten/kota terdampak lainnya di Riau.

“Kami sudah membagikan ribuan masker di sejumlah titik terdampak kabut asap di Kota Pekanbaru sejak Senin kemarin. Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru serta beberapa wilayah lain semakin pekat. Tentunya dengan kondisi kabut asap seperti ini masyarakat yang memiliki aktivitas lebih banyak di luar ruangan timbul kesadaran untuk menggunakan masker serta peduli terhadap kesehatan,” ujar ketua MRI Wilayah Riau, Manahan.

Dalam prosesnya, pembagian masker ini juga dibantu oleh komunitas Wargi Pasundan Riau. Salah satu anggota komunitas, Lutfi mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian komunitas Wargi Pasundan Riau terhadap lingkungan Pekanbaru, Riau.

“Semoga kegiatan ini mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli kepada lingkungan dan sesama. Kami juga berharap seluruh komunitas, lembaga, instansi serta seluruh lapisan masyarakat turut peduli,” paparnya.

Perlu diketahui, akibat kebakaran hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia mencapai 328.722 hektar dengan luas daerah bahaya hingga mencapai 86.102.324 hektar dengan perkiraan kerugian secara ekonomi hingga lebih dari Rp 59 triliun.

Hingga kini, kondisi ekonomi Indonesia juga ikut merugi karena terjadinya karhutla ini, sumber devisa negara dari produk hutan kayu dan non-kayu, serta ekowisata juga berkurang. Hal ini karena kebakaran hutan menyebabkan berbagai kerugian untuk masyarakat Indonesia, mulai dari gangguan kesehatan, sosial, ekologi, ekonomi dan juga reputasi. Kerugian kesehatan adalah yang paling jelas. Asap dari kebakaran hutan menyebabkan berbagai penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Selain itu, berdasarkan data Bank Dunia pada tahun 2015, ada beberapa sektor yang terganggu dan mengalami kerugian. Sektor-sektor tersebut tidak hanya terkait pendidikan dan kesehatan namun juga terdapat sektor kehutanan dan pertanian, perdagangan atau bisnis, manufaktur dan pertambangan, pariwisata, perhubungan, hingga pariwisata. Kondisi yang ada, jika tanpa dukungan dan inovasi penanganan, bisa menjadi sama buruknya dengan tahun 2015. (Der/Ulm)