MALANGVOICE– Sosok pengusaha muda, Firhando Gumelar memilih terjun ke gelanggang politik di Pilkada Batu 2024. Mas Gum, sapaan akrabnya maju sebagai calon wali kota dengan tujuan memajukan Kota Batu dengan sentuhan nuansa lebih baru dan segar. Ia berpasangan dengan Ketua DPD PAN Batu, H. Rudi sebagai wakilnya.
Duet Mas Gum-H. Rudi (GURU) diusung oleh empat parpol yang berjuluk Koalisi Batu Sejuk. Yakni Golkar, PKS, PAN dan Demokrat. Nama Koalisi SEJUK ini dipilih untuk membumikan pilkada yang santun, suasana politik tanpa gejolak berlebihan. Istilah SEJUK juga merupakan jargon yang diusung sebagai visinya. Konsep SEJUK ini singkatan dari sejahtera, ekologis, jujur, ulet, dan kreatif.
Pasangan GURU merumuskan sejumlah program yang akan diimplementasikan jika terpilih sebagai kepala daerah definitif hasil Pilkada 2024. Salah satunya program wajib belajar (wajar) 12 tahun bagi seluruh masyarakat Kota Batu. Program pendidikan secara gratis hingga ke jenjang SMA/SMK negeri dapat diwujudkan melalui intervensi pemerintah daerah.
“Kami ingin seluruh warga Kota Batu di seluruh jenjang pendidikan negeri bisa sekolah gratis tanpa membayar sepersenpun,” ujar Mas Gum.
Baca juga:
Puluhan Guru Bikin Modul Ajar Pemantauan Kualitas Air Bersama Perum Jasa Tirta I
Para Kades Enggan Terbitkan SKTM untuk Keringanan Pembayaran Tarif PBB yang Melambung Tinggi
Logo Resmi HUT ke-23 Diluncurkan, Pj Wali Kota: Semangat Baru Memajukan Kota Batu
Sosok Mas Gum Sangat Tepat untuk Menggaet Suara Kelompok Pemilih Generasi Muda
Bagi Mas Gum, layanan pendidikan gratis merupakan bentuk kehadiran tanggung jawab negara atas hak-hak dasar bagi seluruh masyarakat. Apalagi saat ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, rata-rata lama sekolah (RLS) di Kota Batu berada di angka 9,85 tahun. Maka dari itu, ia ingin terus meningkatkan angka tersebut hingga mendekati 12 tahun.
“Negara harus hadir terus. Program-program yang sudah dilakukan oleh pemimpin pendahulu kita, terus harus ditingkatkan. Termasuk juga program yang sudah dicanangkan Pak PJ Walikota hari ini di bidang pendidikan, harus kita teruskan dan kita tingkatkan,” kata Firhando.
Meski begitu, ia memahami jika kewenangan SMA/SMK berada di wilayah Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Maka dari itu, ia mengaku akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi secara intens dengan pemerintah provinsi. Apalagi PJ Walikota Batu adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kemudahan akses ini yang akan menjadi jalan keluar bagi Mas Gum sapaan akrabnya untuk menyukseskan program pendidikan gratis wajib belajar 12 tahun.
“Pak PJ sudah bekerja dengan hebat untuk Batu, maka dari itu saya akan terus berkomunikasi dengan beliau terkait pendidikan yang berada di wilayah provinsi, sebab beliau juga Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim,” ujar dia.
Baca juga:
Maju Bacakada, Mas Gum Ingin Wujudkan Impian Generasi Muda di Industri Ekraf
Disokong 3 Parpol, Peluang Mas Gum Terbuka Lebar di Ajang Pilkada Batu
Mas Gum Tebar ‘Batu SEJUK’ Bersama Sopir Angkot dan Pedagang
Sebab bagi Mas Gum, pendidikan gratis Wajib Belajar 12 tahun ini akan menjadi pijakan utama dalam menyukseskan program 1 Kartu Keluarga (KK) 1 sarjana. Selasai SMA, siswa yang berprestasi dalam segala bidang bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali mengenyam pendidikan secara gratis lagi. Sebab akan ada beasiswa dari Pemkot Batu untuk mereka.
Sehingga para orang tua di Kota Batu sudah tidak khawatir lagi anaknya tidak bisa sekolah dengan program yang dicanangkan oleh Mas Gum. Penggratisan secara total itu juga diiringi dengan perbaikan fasilitas, sarana, dan prasarana penunjang sekolah, agar siswa-siswi dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Menurutnya, butuh kolaborasi antar semua lini, termasuk mengintegrasikan antara program pemerintah kota dan pemerintah provinsi guna mewujudkan pendidikan gratis 12 tahun. Karena hal itu sebuah komitmen bersama menjalankan program pendidikan gratis sebagai sarana membangun peradaban Kota Batu agar lebih maju dan berdaya saing.
“Inginnya saya, kita semua bisa bergandeng tangan mbangun mBatu ini. Kita pingin anak-anak kita pintar dan dapat akses pendidikan yang layak. Dari wajib belajar 12 tahun ini lah bibit-bibit SDM Unggul untuk Indonesia Emas 2045 yang bisa juga melanjutkan ke jenjang kuliah. Gratis juga, beasiswa dari Pemerintah Kota. Masa depan Batu harus disiapkan sekarang,” papar Mas Gum.
Baca juga:
Projo Batu Deklarasikan Dukungan untuk Mendongkrak Elektabilitas Mas Gum di Pilkada 2024
Sosok Muda Firhando Gumelar Usung Konsep Sejuk Hadapi Pilkada Batu 2024
Pemkot Batu Gelontorkan Rp 20 Miliar untuk Pendidikan
Sementara itu, Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM), I Wayan Dasna sangat mendukung program yang dicanangkan Calon Wali Kota Batu, Firhando Gumelar. Dalam hal ini, memberikan biaya pendidikan bagi warga Kota Batu dengan program 1 KK 1 Sarjana serta gratis sekolah 12 tahun (SD hingga SMA). Menurutnya dua program itu sangat linier dan selaras.
Menurutnya, program 1 KK 1 sarjana harus diawali dulu dengan menuntaskan wajib belajar 12 tahun. Sehingga program di sektor pendidikan itu bisa terealisasi dengan mulus. Ia melihat, RLS Kota Batu berada di angka 9,85 menandakan banyaknya lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya. Fenomena ini perlu dikaji lebih lanjut guna mengurai akar penyebabnya.
“Untuk menuju visi misi 1 KK 1 sarjana, Mas Gum harus selesaikan dulu wajib belajar 12 tahun itu. Harus dicari penyebabnya itu apa, apakah masalah keluarga, ataukah kekurangan sekolah, atau kekurangan biaya. Dugaan saya sebagian besar itu masalah biaya. Solusinya adalah bisa memberikan pendidikan gratis sampai SMA. Dan itu benar untuk program sekolah gratis hingga SMA,” kata Wayan Dasna.
Wayan mengatakan, program sekolah gratis hingga SMA itu harus bisa disupport penuh oleh Pemkot Batu ketika Firhando Gumelar terpilih. Namun jika secara anggaran ada keterbatasan, Pemkot Batu di bawah kepemimpinan Firhando bisa memberikan beasiswa kepada warga yang berprestasi dan juga bagi yang kurang mampu.
Itu juga bisa diselaraskan dengan program 1 KK 1 Sarjana. Sebab jika dari SMA sudah diberi syarat-syarat khusus untuk dapat beasiswa itu, misal nilai harus stabil dan berprestasi mumpuni, maka lebih mudah untuk menuju perguruan tinggi yang unggul.
“Jadi Pemkot bisa menanggung biaya sekolanya saja misal, namun dengan syarat-syarat nilai tidak boleh rendah karena targetnya untuk jenjang kuliah. Nah setelah dari SMA itu, ada filterisasi lagi misal dari yang berprestasi di bidang apapun, kemudian disupport oleh Pemkot untuk berkuliah atau melanjutkan ke jenjang lebih tinggi utamanya perguruan tinggi negeri sesuai dengan assesment kemampuan tersebut,” katanya.
Dua program pendidikan dari Mas Gum itu menurut I Wayan Dasna, sangatlah baik dan bisa menjadi pondasi bagi SDM Kota Batu di masa mendatang. Apalagi Kota Batu yang terkenal sebagai kota wisata sangat membutuhkan banyak SDM mumpuni guna menaikkan level kota wisata tersebut lebih modern dan berkelanjutan. Bahkan jika itu terealisasi bisa menjadi generasi emas untuk Kota Batu.
Dirinya mencontohkan beberapa daerah sudah melakukan hal yang sama. Pemda memberikan beasiswa sejak SD hingga kuliah tapi dengan syarat. Di beberapa universitas di Kota Malang, banyak Pemda yang mengirimkan siswa-siswinya berkuliah di situ. Dengan begitu, beasiswa pemerintah bisa tepat sasaran. Ada yang dari Jakarta, Madiun, Surabaya, hingga Pemda luar Pulau Jawa.
Nah untuk kuliah atau pendidikan tinggi, I Wayan Dasna memberi saran, Firhando Gumelar bisa memetakan terlebih dahulu kebutuhan SDM di Kota Batu. Sebagai kota wisata, tenaga ahli itu dibutuhkan dari segala bidang di Kota Batu. Wali kota nantinya harus bisa memiliki data kebutuhan dan harus disupport dengan SDM yang mumpuni dan relevan di bidangnya. Untuk itu, Wayan menyarankan Firhando Gumelar ketika sudah jadi Wali Kota Batu nantinya, langsung saja menjalin dengan perguruan tinggi baik di Malang, Surabaya, Jakarta, hingga luar negeri untuk mengirim siswa-siswi terbaik Kota Batu kuliah di lokasi tersebut.
“Misal Kota Batu saat ini butuh dokter, dokter apa, misal tenaga ahli bidang pariwisata atau pertanian itu apa harus diidentifikasi. Kalau sudah itu bisa kerjasama dengan universitas yang ada di sekitar Kota Batu dulu. Bikin kerjasama kuliah yang disupport Pemkot begitu,” katanya.(der)