MALANGVOICE – Gelaran Hackathon 1.0 di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) ASIA Malang menghasilkan berbagai inovasi aplikasi karya mahasiswa yang hanya dikerjakan dalam waktu tiga hari saja yaitu pafa 27-29 Oktober.
Proses mentoring berlangsung selama 2 hari yaitu hari Jumat dan Sabtu dari kalangan praktisi dan ahli start-up digital, dan aplikasi. Separuh dari peserta bahkan memutuskan untuk menginap di kampus demi menyelesaikan idenya menjadi mockup (prototype awal) dan membangun aplikasinya. Pada Minggu (29/10), diumumkanlah pemenng Hackaton 1.0.
Tim Bukan Dokter berhasil menjadi juara umum karena menciptakan aplikasi Puskesmas Online. Puskesmas Online memudahkan masyarakat agar tidak ‘ribet’ selama proses administrasi dan pendaftaran di Puskesmas. Tim ini terdiri dari 3 mahasiswa yaitu Izzul fajar, Sisgiati Sari Putrid an Mia Eka Nur Izzatul.
“Ini mengatasi masalah antrian di Puskesmas. Jadi kalau pakai aplikasi ini, ada tiga fitur yang didapatkan yaitu antrian puskesmas, menyediakan info puskesmas terdekat, dan rekam medis online,” kata Izzul.
Izzul berharap Puskesmas Online bisa diimpelemtasikan oleh Puskesmas dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah demi peningkatan layanan kesehatan di Indonesia.
Lebih lanjut, ide paling Unik, diraih oleh Tim Go-Book dengan aplikasinya bernama Go-Book. Tim ini terdiri dari 3 mahasiswa yaitu M. Oki, makhrus Kumaini dan Arza. Ide paling tepat guna, diraih oleh Tim Terakhir dengan aplikasinya bernama Pemilu Raya. Tim ini terdiri dari 3 mahasiswa yaitu Fani Dwi, M. Saikhul Masykur dan Diah Ersita. Ide paling develop, diraih oleh tim Mahel dengan aplikasinya bernama Mathel. Tim ini terdiri dari 2 mahasiswa yaitu Elok Hermawati dan Mahatir Muhammad.
Untuk diketahui, Hackathon asia 1.0 merupakan tonggak sejarah yang tak terlupakan. Merupakan langkah awal bagi STMIK Asia untuk melangkah maju mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan yang terpenting menyiapkan generasi muda yang berkarya, mau belajar dan pantang menyerah.(Der/Yei)