Temukan 3 Ekor Elang Jawa, Gunung Pucung Bulukerto Dapat Dikembangkan Jadi Eco Tourism

Gunung Pucung di Desa Bulukerto, Desa Bumiaji menjadi habitat elang jawa. Satwa yang terancam punah itu terekam kamera trap yang dipasang Pro Fauna. (MVoice/M. Noerhadi).

MALANGVOICE– Kawasan hutan di lereng Gunung Arjuna menyimpan keanekaragaman hayati yang melimpah. Ekosistem hutan yang lestari memberi dampak baik terhadap aspek ekologi sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Salah satunya eco tourism, sebuah aktivitas wisata mengamati kehidupan satwa liar di alam bebas. Konsep itu sangat dimungkinkan diterapkan di Gunung Pucung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang berada di kawasan lereng Arjuna.

Founder Pro Fauna, Rosek Nur Sahid mengatakan, di Gunung Pucung dijumpai tiga ekor elang jawa yang terekam kamera trap. Satwa yang terancam punah itu menjadi inspirasi lahirnya lambang negara Indonesia, yakni Garuda Pancasila. Selain itu ditemukan juga macan tutul jawa. Sayangnya perjumpaan langsung itu tak terdokumentasi kamera.

“Ini indikasi begitu pentingnya menjaga ekosistem hutan di lereng Gunung Arjuna. Mengelola hutan selaras menjaga keanekaragaman hayati sehingga mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat,” urai Rosek.

Baca juga:
Pertanyakan Pengelolaan Sampah dan Mesin Pirolisis, Komisi C Bakal Undang DLH Batu

Grand Opening CW Coffee Malang, Sutiaji Dukung Perkembangan Investasi

Merdeka Hutan Diserukan saat Peringatan HUT ke-78 RI

Aliansi Malang Raya Menilai Perubahan Perda RTRW Kota Batu Ancaman bagi Ruang Hidup

Dirinya pun mengajak masyarakat di sekitar Gunung Pucung untuk menjaga kelestarian hutan. Jangan sampai terjadi alih fungsi hutan yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem. Rusaknya fungsi kawasan hutan juga dapat memicu bencana hidrometeorologi. Salah satunya banjir bandang di Desa Bulukerto pada 2021 lalu.

Karena itu, Pro Fauna juga melalukan pendampingan kepada para petani hutan di hutan Gunung Pucung. Para petani hutan itu tergabung dalam Kelompok Perhutanan Sosial-Kelompok Tani Hutan (KPS KTH) Wonomulyo Desa Bulukerto.

Baginya, hutan memiliki kemerdekaan untuk tumbuh sesuai fungsinya. Bukan hanya pepohonan, tapi menjadi habitat satwa liar. Skema pengelolaan perhutanan sosial juga harus ekologi, sosial berkaitan kearifan lokal dan nantinya dapat mewujudkan aspek ekonomi.

“Ekosistem di hutan Gunung Pucung sangat penting sehingga perlu dijaga. Jangan sampai terjadi alih fungsi yang mengancam keanekaragaman hayati. Seperti elang jawa yang habitatnya di sini,” ujar dia.(der)