UMM-Kemenristek Dikti Sosialisasi E-Journal

MALANGVOICE – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) kembali mempercayakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai penyelenggara sosialisasi pemanfaatan jurnal elektronik (E-Journal). Acara yang diselenggarakan di Auditorium UMM, dihadiri 20 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Malang.

Kepala Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM, Prof Dr Sujono MKes mengatakan, UMM sudah kali keempat selama 2016 ini bekerjasama dengan Kemenristek Dikti terkait sosialisasi jurnal elektronik. “Sosialisasi ini penting agar jurnal-jurnal yang dimiliki universitas juga dapat terakreditasi secara nasional bahkan internasional,”ujar Sujono.

Saat ini, UMM sudah mempunyai 42 jurnal yang dikelola oleh masing-masing fakultas maupun program studi. DPPM, kata Sujono akan melakukan pendampingan ke beberapa jurnal yang dinilai siap untuk dielektronikkan. “Ada 6 jurnal yang siap, yakni dari Ekonomi dan Teknik masing-masing dua jurnal, kemudian Kesehatan dan FISIP,” ungkap Sujono.

Menristek2

Sementara Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin MSi mengatakan UMM akan membentuk lembaga tersendiri untuk mengelola jurnal-jurnal yang dimiliki oleh universitas. “Karena salahsatu penilaian agar jurnal kita terakreditasi harus dikelola dengan baik, sehingga keberadaan lembaga ini penting untuk meningkatkan nilai publisitas jurnal kita,” katanya.

Salah satu tim pakar dari Kemenristek Dikti yang menjadi pemateri sosialisasi, Dripa Sjabana mengatakan saat ini ada lebih dari 35ribu jurnal yang ada di Indonesia. Namun hanya sedikit saja yang terakreditasi secara internasional.

“Ini karena alat ukur lembaga pengindeks jurnal di luar negeri sana tidak bisa mengukur jurnal kita sehingga ribuan jurnal kita tidak terindeks,” katanya.

Padahal kualitas, kuantitas, dan kebermanfaatan jurnal-jurnal Indonesia cukup besar jika dibandingkan Malaysia. “Ini yang kita coba perbaiki, kita coba sesuaikan standar jurnal kita sehingga jurnal-jurnal dari Indonesia baik kualitasnya dan terindeks di jurnal internasional,” ujar Dripa.

Saat ini, ungkap Dripa sudah ada 25 jurnal Indonesia yang diakui internasional. Bahkan satu diantaranya merupakan jurnal berbasis agama yang diterjemahkan dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Arab.

“Ini membuktikan kalau Indonesia itu bisa kok bersaing dengan negara lain,” katanya optimis. Selain Dripa, tim pakar Kemenristek Dikti yang menjadi narasumber lain yakni Suwitno dan Lukman.