MALANGVOICE – Uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi tingkat SD, SMP, hingga SMA sudah dimulai sejak hari ini Senin (6/9).
SMPN 20 Kota Malang sebagai salah satu yang menyelenggarakan PTM memanfaatkan Gasebo dan Lab Komputer untuk memenuhi kebutuhan kelas.
Waka Kesiswaan SMPN 20 Malang, Liesdyah Iramita, SPd mengatakan kini ada 27 ruangan yang tersedia untuk siswa selama Uji coba PTM.
“Karena dalam satu kelas dibatasi penerapan protokol kesehatan (Prokes) sehingga 27 ruangan itu cuma bisa untuk 50 persen pelajar kami,” kata Liesdyah.
“Kami juga memanfaatkan lab komputer dan Gasebo sebagai ruang tambahan,” sambungnya, Senin (6/9).
Pelajar yang mengikuti PTM kali ini ada sekitar 400 peserta dari total sebanyak 875 murid di SMPN 20 Kota Malang.
Namun dari 50 persen pelajar itu terbagi untuk siswa-siswi kelas sembilan masuk keseluruhan, sedangkan siswa-siswi kelas delapan terisi setengah kelas.
“Jadi kalau kelas 8A sampai E dimulai hari ini, kemudian Kelas 8F sampai I besok secara bergiliran. Jika seluruh siswa dimasukkan ruangannya yang tidak mencukupi,” tutur Liesdyah.
Setelah melakukan evaluasi di hari pertama, pihak SMPN 20 Kota Malang akan membolehkan siswa-siswi kelas tujuh menjalankan PTM mulai besok, Selasa (7/9).
“Kelas tujuh belum pernah masuk sekolah. Takutnya ada kendala lebih besar kalau kita masukkan kelas tujuh duluan. Ya yang mungkin kita coba kelas sembilan dulu. Oh ternyata aman dan lancar. Ya sudah kelas tujuh juga kita kondisikan seperti itu evaluasi di hari pertama,” terangnya.
Lebih lanjut, PTM di SMPN 20 Kota Malang masuk mulai pukul 08.00 hingga 11.30 dengan jeda istirahat 5 menit selama pergantian jam.
“Jadi 4 jam, kita sebelumnya juga sudah memberikan info pada orang tua murid jika kantin tidak buka. Sehingga dimohon tiap siswa untuk membawa bekal masing-masing,” ucap dia.
Guna mencegah penularan Covid-19 saat PTM berlangsung, Protokol Kesehatan (Prokes) juga dilakukan baik di halaman hingga di dalam sekolah.
Mulai dari pengecekan suhu tubuh didepan pintu lobby, lalu diarahkan untuk mencuci tangan dan terakhir wajib menggunakan masker.
“Kami sudah memilik Satgas Covid-19 dari guru dan murid. Mereka bertugas melakukan pemantauan dan pengecekan prokes sudah siap atau tidak,” kata dia.
Terakhir, Liesdyah mengimbau kepada orang tua murid untuk mengantar dan menjemput anaknya tepat waktu sehingga tidak muncul kerumunan yang berpotensi menjadi penyebaran Covid-19.
“Karena pulang pun kita Prokes juga. Selesai dari ruang ke tempat cuci tangan lagi dan nanti dijemput oleh orang tua,” tandasnya.
Dia menyampaikan ada 95 persen orang tua yang setuju untuk mengikuti PTM dan 5 persen lainnya tidak setuju.
“5 persennya kami perbolehkan daring. Jadi jam pembelajarannya sama seperti yang PTM. Cuma gurunya nanti sambil online, jadi bisa diikuti murid yang daring,” terang dia.
Terpisah, salah satu siswa kelas sembilan SMPN 20 Kota Malang, Caliya Fasiah Kurniawan (14) mengaku senang dengan uji coba PTM.
Dia bisa bertemu lagi dengan teman-teman serta merasa lebih paham jika diajar secara langsung daripada daring.
“Materi diajar langsung jadi lebih paham daripada daring kemarin kan anak-anak juga banyak yg gak masuk kalo google meet ya. Ijin-ijin bolos-bolos. Kalau sekarang kan lebih paham materi,” ucap dia.
Caliya berharap PTM ini bisa terus berlanjut, mengigat dirinya akan segera menjalani ujian kelulusan.
“Kelas sembilan kan harus lebih matang ya mau ujian-ujian. Jadi lebih membantu memahami materi saja ya. Apalagi kelas delapan kemarin daring terus ya. Jadi ngejar materi,” harapnya.(end)