MALANGVOICE – Bekerja dengan gaji besar pasti menjadi dambaan meski tidak ada yang menyangka untuk mendapatkan hal itu ada di Kota Malang.
Jenis pekerjaan yang disediakan Best Profit Future (BPF) Malang ini masih cukup sedikit peminatnya sehingga masih terbuka lebar bagi yang ingin bergabung.
Yang menarik pekerjaan yang ditekuni ini tidak membutuhkan keterampilan dengan mencucurkan keringat bercampur debu di jalanan. Hanya duduk di kantor setiap jam kerja sambil memantau perkembangan perdagangan di layar kaca.
Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Ini Komponen Motor yang Harus Diganti Secara Berkala
Seperti yang dilakukan Eva Ulina Siagian (37) selama 13 tahun menekuni profesi sebagai wakil pialang berjangka (WPB) di BPF Malang.
Saat ini penghasilan yang didapatnya sudah mencapai tiga digit. Sebuah angka fantastis untuk biaya hidup di Kota Malang.
Bagi kaum milenial, penyebutan tiga digit ini sama dengan tiga angka di depan bilangan jutaan atau senilai ratusan juta. Jika dua digit berarti belasan atau puluhan juta rupiah.
Baca Juga: Buntut Baliho Ajakan Pesta Miras, Twenty Karaoke and Resto Terancam Denda Rp50 Juta
“Betul, penghasilan saya tiga digit. Itu sudah saya dapatkan pada tahun pertama saya bergabung di BPF Malang sebagai wakil pialang,” yakin perempuan berdarah Batak kepada Mvoice di ruang kerjanya, Senin (29/8).
Perempuan kelahiran Jakarta ini mengaku dia menggeluti WPB mulai nol selepas dari sebuah perguruan tinggi. Awal menjadi marketing dan memutuskan bergabung di BPF Malang.
Setelah mengikuti ujian negara yang diselenggarakan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) dan mendapat sertifikat, saat itulah rezeki besar mengalir.
Baca Juga: Kombespol Buher Turun Langsung Tangani Pengamanan Eksekusi Rumah di Jalan Dirgantara
Menurutnya, untuk terjun sebagai WPB tidak harus berlatar belakang pendidikan ekonomi. Semua lulusan D3 berbagai disiplin ilmu bisa menjadi wakil pialang asalkan tekun mempelajari tentang trading. Syarat pendidikan untuk menjadi WPB memang minimal lulus Diploma 3.
Dari kesibukannya tersebut, Eva kini memiliki rumah, kendaraan pribadi, jalan-jalan menikmati liburan serta simpanan tabungan yang cukup lumayan. Dia dapatkan itu sebagai reward atau hadiah dari perusahaan.
Pimpinan BPF Malang, Andri, mengatakan, untuk bisa menjadi wakil pialang memang harus mengikuti ujian negara sesuai peraturan pemerintah. Dengan demikian, para wakil pialang ini benar-benar profesional dan kompeten, bukan wakil pialang kaleng-kaleng.
“Tahap awal memang harus menjadi marketing terlebih dulu. Nah, bila ada marketing di BPF yang ingin meningkatkan diri sebagai wakil pialang, perusahaan akan membiayai yang bersangkutan ikut ujian negara,” ujarnya seraya menambahkan gaji awal menjadi karyawan BPF mendapat Upah Minimal Regional (UMR) setingkat Jakarta.
“Jadi meski tinggal dan mencukupi sehari-hari di Malang, gaji karyawan BPF Malang sama dengan Jakarta,” tegas bapak dari tiga anak ini.
Ditambahkan Andri terdapat perbedaan tugas antara marketing dan WPB. Tugas marketing hanya mengajak masyarakat yang tertarik dengan pialang berjangka, bukan memberi edukasi. Tahap selanjutnya, menjadi tugas WPB melayani klien.
“Para WBP inilah yang memberi edukasi serta pemahaman tentang pialang berjangka. Misalnya WBP akan menjelaskan bahwa trading berbeda dengan investasi. Keputusan kemudian ada di tangan klien untuk mengikuti trading atau perdagangan atau berinvestasi,” jelasnya.
Di Kota Malang sendiri, Andri menyebut BPF hanya memiliki 23 WPB sehingga peluang terbuka lebar bagi yang ingin bergabung. Tentu saja penghasilan tiga digit serta reward pun menanti.(end)