Sebelum Cabut Gigi, Pertimbangkan Hal Berikut Ini

Dokter gigi praktek (anja)

MALANGVOICE – Pencabutan gigi harusnya jadi pilihan terakhir, jika kondisi gigi memang sudah benar-benar parah dan tidak bisa dipertahankan lagi.

Menurut seorang dokter gigi, drg Herman Irawan Sp Ort, cabut gigi itu aman dan tidak berbahaya, asal dilakukan sesuai prosedur yg benar. Setiap hari, di seluruh dunia, ribuan kali dilakukan pencabutan gigi, dan buktinya aman-aman saja.

“Kalaupun ada yang berakibat fatal, bisa jadi itu hanya kasus. Misalnya, karena ternyata pasien punya penyakit berat tertentu sebelumnya,” katanya kepada MVoice.

Dijelaskan, gigi harus dicabut karena berbagai alasan. Pada beberapa kasus, jika gigi tidak dicabut, maka bisa terjadi Focal Infection dimana bakteri dari gigi busuk bisa terbawa peredaran darah ke mana-mana, ke organ tubuh vital seperti jantung atau ginjal dan organ-organ lainnya akhirnya terjadi kondisi sepsis yang mengabitkan pasien meninggal dunia.

“Yang perlu diperhatikan sebelum pencabutan gigi adalah riwayat penyakit. Penderita diabetes biasanya akan sulit sembuh jika terjadi luka, sedangkan setelah pencabutan gigi akan meninggalkan luka terbuka yang yang kadang cukup besar jika tidak dijahit,” tambahnya.

Dia menyarankan, sebaiknya pasien mengontrol gula darah terlebih dahulu, jika kadarnya sudah normal maka gigi boleh dicabut.

Begitupula dengan pasien hipertensi. Jika dilakukan cabut gigi, maka terjadi pendarahan yang banyak atau darah susah sekali dihentikan karena tekanan darah di pembulu darah tinggi.

Selanjutnya, Irawan juga menyarankan ibu hamil mencabut gigi terutama saat usia kehamilan trimester pertama dan ketiga. Karena diduga obat bius (anestesi) yang diberikan sebelum mencabut gigi kemungkinan dapat menimbulkan kontraksi yang bisa berakibat pada keguguran.

“Cabut gigi bisa dilakukan pada trimester ke dua (usia kandungan 4-6 bln) dengan kondisi kehamilan yang sehat dan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungannya,” tutupnya.