Ribuan Santri Tumplek Blek di Museum Brawijaya

Suasana apel peringatan Hari Santri Nasional di halaman Museum Brawijaya, Kota Malang. (Muhammad Choirul)
Suasana apel peringatan Hari Santri Nasional di halaman Museum Brawijaya, Kota Malang. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Ribuan santri dari sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) berkumpul di halaman Museum Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (22/10). Mereka memperingati Hari Santri Nasional 2016, hari ini.

Dalam kesempatan ini, dibacakan juga Resolusi Jihad Nahdlotul Ulama (NU) yang dicanangkan KH Hasyim Asyari pada Oktober 1945 silam. Selain itu, dibacakan pula Ikrar Santri Indonesia.

Apel ini dipimpin KH Marzuki Mustamar yang bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya, dia mengajak para santri mengenang perjuangan para ulama di masa silam ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Santri-santri saat itu tidak takut mati, karena kalau pun mati tentu syahid. Bersama para pemuda Surabaya mereka berjuang di medan pertempuran,” ungkapnya.

Ia bersyukur, perjuangan itu berbuah positif, Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan. Pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Gasek itu menegaskan, keterlibatan ulama terdahulu dalam perjuangan kemerdekaan sekaligus menunjukkan negeri ini merupakan warisan ulama.

“Karena itu, kita tentu wajib membela negara, mempertahankan negara. Membiarkan negara dijajah asing sama dengan membiarkan syariat Islam tidak ditegakkan. Konkretnya, kita bisa aman menjalankan ibadah juga karena kita punya negara,” tandasnya.