Ramadan Bawa Berkah di Lapas Perempuan Sukun, WBP Kebanjiran Pesanan Kue

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Kota Malang, Tri Anna menunjukan beberapa pesanan kue kering hingga parsel yang sudah siap diantar, (MG2).

MALANGVOICE – Ada yang menarik di balik Lapas Perempuan Kelas II A Kota Malang pada Ramadan 1442 Hijriah. Di bulan ini, warga binaan pemasyarakatan (WBP) kebanjiran pesanan kue.

Terlihat beberapa warga binaan pemasyarakatan (WBP) sedang asyik membuat kue kering dengan berbagai macam varian. Seperti nastar, kastengel, kenari, choco chips, donat, permen, sagu keju dan lain sebagainnya.

Menurut Chaterine, salah satu WBP yang juga andil dalam pembuatan kue kering, di tahun 2021 ini pesanan yang didapatkan dalam kurun waktu dua pekan terakhir cukup tinggi.

“Sehari sekitar empat kilogram. Tapi tahun ini lebih ramai daripada tahun kemarin. Cukup banyak pesanan,” ujarnya, Minggu (9/5).

Meski begitu, perempuan asal Afrika Selatan ini merasa senang atas peningkatan pesanan yang didapatkan. Sebab dengan adanya kegiatan tersebut dirasa mampu meningkatkan produktivitas dan mengasah kemampuan yang dimiliki.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A, Kota Malang, Tri Anna menunjukan kue kering yang telah dikemas cantik, (MG2).

Untuk produksi Kue kering atau kue lebaran di dalam lapas perempuan ini sendiri sudah berjalan sejak tahun 2016. Berawal dari pemberian pelatihan dari pihak lapas kepada WBP secara bertahap hingga kini sudah mampu membuat sendiri dan telah dipasarkan dengan nama produk D’Lapang.

“Saya belajar dari pelatihan yang diberikan. Saat dari hotel,chef-chef yang datang kesini untuk memberikan pelatihan. Kemudian dipasarkan oleh Bu lapas,” tuturnya.

WBP yang sedang membuat kue pesanan, (MG2).

Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan II A Kota Malang, Tri Anna, mengatakan, dirinya mengenalkan produk D’Lapang ini pertama melalui mulut ke mulut, lalu terus berkembang hingga kini sudah cukup banyak peminatnya.

“Pertama dari intern dulu, dari para petugas. Daripada jauh-jauh beli bisa pesen kesini. Rutan mulai memesan, akhirnya keluarga-keluarga dari petugas pun pesen kesini. Paling jauh kirim sampai ke Jakarta,” katanya.

Harga yang dibanderol untuk kue kering ini dikatakan cukup beragam, salah satu kue yang banyak diminati adalah Nastar dihargai Rp 25 ribu perons.

“Satu ons itu dihargai Rp 25 ribu. kita juga buat kue yang dikemas dengan bentuk parsel. Intinya sesuai orderan yang diminta akan kita buat,” imbuh Anna.

Selain itu, untuk pemesanan sendiri sudah bisa diakses melalui media sosial Instagram D’Lapang. Nanti akan ada dua sistem pilihan pengiriman, melalui ojek online atau diambil langsung di Lapas Perempuan Kelas II A Kota Malang.

Sedangkan untuk keuntungan yang didapat dari hasil penjualan kue kering itu akan diberikan kepada WBP dengan cara dimasukkan kedalam tabungan masing-masing.

“temen-temen (WBP) ini nanti bakal dapet premi, nanti kalau terjual langsung masuk tabungan,” tandasnya.(der)