Pj Wali Kota Batu Ingatkan Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem

MALANGVOICE– Kota Batu dilanda sejumlah bencana dampak cuaca ekstrem, terutama saat hujan deras mengguyur disertai angin kencang. Kondisi tersebut mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di beberapa lokasi. Seperti di area Pasar Laron, Alun-Alun Kota Batu pada Kamis kemarin (30/1).

Di lokasi tersebut, pohon mahoni setinggi 10 meter berdiameter 25 centimeter tumbang. Akibatnya ada sebanyak 5 stand toko mengalami kerusakan lantaran tertimpa pohon.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai meminta dinas terkait untuk membantu para pedagang terdampak. Serta memastikan agar kawasan tersebut aman dan para pedagang bisa segera berjualan kembali.

Warga Temas Gempar, Pria 59 Tahun Ditemukan Tewas di Kamar Kos

“Saya minta agar proses evakuasi dan pembersihan puing-puing segera dilakukan. Kita harus memastikan bahwa kawasan ini aman dan bisa kembali beroperasi secepatnya,” ujar Aries.

Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat Kota Batu untuk menghubungi Call Center 112 dan BPBD Kota Batu melalui nomor 081217104099 jika mengalami masalah kedaruratan bencana. “Mari tingkatkan kewaspadaan serta berdoa semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya,” lanjut Aries.

Aries juga mengingatkan dalam kondisi cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang berpotensi menimbulkan bencana seperti pohon tumbang, tanah longsor maupun banjir. Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Batu maupun yang beraktivitas di kota ini agar tetap waspada ketika melintas di bawah pohon. Karena, dalam beberapa hari terakhir ini intensitas hujan di kota Batu cukup signifikan.

“KKami menghimbau kepada pengguna jalan agar terus berhati-hati dan selalu waspada terhadap tingginya curah hujan dan kencangnya angin yang ada di kota Batu. Jika tidak ada kepentingan yang urgent saya sarankan di rumah saja,” kata Aries.

Sebelumnya, Pemkot Batu pun menetapkan status siaga darurat bencana mulai 1 November 2024 hingga 30 April 2025. Langkah ini bentuk mitigasi meminimalisir dampak risiko bencana memasuki musim penghujan. Karena itu, seluruh komponen OPD diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana, termasuk dari segi perlengkapan hingga penguatan edukasi masyarakat.

Mengingat Kota Batu menjadi salah satu daerah rawan bencana secara faktor geografis, ia menekankan agar antisipasi penanggulangan bencana nanti melibatkan segenap unsur secara multihelix.

“Ada 6 potensi ancaman bencana yang harus diwaspadai. Mulai ancaman tanah longsor, banjir bandang, banjir genangan, gempa bumi, letusan gunung api, cuaca ekstrem, angin kencang, dan kebakaran hutan,” ujar Aries.

Kewaspadaan patut ditingkatkan karena dalam beberapa waktu terakhir terjadi fenomena peningkatan bencana setiap tahunnya. Aries menegaskan dari sekian banyak kejadian memang didominasi bencana hidrometeorologi sebanyak 72 persen.

”Saya kira harus ada kesamaan persepsi antar lintas stakeholder sehingga penanganan bisa tepat dan cepat dilakukan. Serta mengimbau semua masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, jangan cuek terhadap lingkungan. Kalau ada sesuatu yang terjadi maka komunikasi harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih luas,” imbuhnya.

Untuk mengurangi risiko dampak bencana, tim antisipasi bencana menyusun rencana kontijensi dan mitigasi dengan mempersiapsiagakan perangkat daerah dan seluruh elemen masyarakat. Dilanjutkan pula dengan pembagian dalam delapan klaster pembagian tugas untuk memudahkan dan mempercepat penanganan. Pembagian klaster meliputi kesehatan, pencarian dan penyelamatan, logistik, pengungsian dan perlindungan, pendidikan, sarpras, ekonomi, dan pemulihan dini.

“Upaya menekan kerentanan risiko bencana dilakukan langkah peningkatan kapasitas daerah. Berikutnya mendata populasi penduduk yang bermukim di daerah rawan bencana. Termasuk juga menentukkan daerah mana yang masuk kategori rawan. Serta mengedukasi dan memberikan simulasi pelatihan bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana,” papar dia.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait