Penanganan Pasca Banjir Bandang, Pelebaran Kali Sambong Berjalan 85 Persen

Pelebaran Kali Sambong di Desa Bulukerto, Bumiaji Kota Batu berjalan 85 persen. Proyek ini dikerjakan Kementerian PUPR sebagai upaya penanganan pasca banjir bandang November 2021 lalu. (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Pelebaran aliran Kali Sambong di Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu telah masuk tahap 85 persen. Proyek ini dikerjakan Kementerian PUPR sebagai penanganan pasca dampak banjir bandang pada 4 November 2021 lalu.

Aliran sepanjang 7 kilometer dilebarkan menjadi 8 meter dengan pemasangan talud di kedua sisinya.

Sebelumnya, lebar aliran hanya sekitar 3 meter saja sehingga saat banjir bandang November 2021 lalu, air bercampur material lumpur disertai bebatuan dan batang kayu besar meluap. Imbas peristiwa itu beberapa rumah rusak dan menelan tujuh korban jiwa.

Pelaksana Pembangunan di titik 1, Fredianto Abdi menuturkan, faktor cuaca membuat penyelesaian proyek ini terhambat. Semula dijadwalkan proyek pelebaran akan rampung pada Februari lalu.

“Mau tidak mau ketika turun hujan, pengerjaan harus dihentikan terlebih dahulu. Proyek yang digarap ini kan aliran sungai, sehingga sangat berbahaya ketika hujan turun. Karena itu pekerjaan dihentikan sementara,” ujar Fredianto.

Meski mengalami sedikit kemoloran dari target. Dia menyebutkan, jika pembangunan di titik satu, untuk pengerjaan plengsengan sungai pada bagian kanan dan kiri sudah rampung. Sehingga tinggal menyisakan pembangunan jembatan untuk akses warga.

“Untuk di titik satu, tinggal finishing plengsengan dan perataan area. Nantinya di sisi kanan dan kiri juga akan dibangun jalan inspeksi dengan paving selebar satu meter,” katanya.

Untuk diketahui, proyek pelebaran dan pembangunan plengsengan sungai itu sejauh tujuh kilometer. Untuk pembuatan plengsengan hanya dilakukan di titik tertentu yang dirasa paling berbahaya. Titik 0 pembangunan berada di bawah Gunung Pucung. Sedangkan untuk titik ke tujuh atau hilirnya berada di Jalan Dieng, Desa Bumiaji, Kota Batu.

Senada, pelaksana pembangunan titik dua, Nur Salim juga mengungkapkan hal yang sama. Progres pembangunan di titik itu juga sudah berjalan 85 persen. Di titik tersebut saat ini tinggal menyelesaikan pengecoran terjunan. Nantinya terjunan itu akan dibuat seperti air terjun, karena titik terlalu curam akan dibuat semi tangga untuk laju air.

“Sesuai kondisi terkini, terjunan hanya di dibuat di titik dua. Karena di titik ini wilayahnya sangat tajam dan curam maka akan kami tambah dengan satu terjunan air,” ucap dia.

Selain masih kurang melakukan pengecoran terjunan, di titik tersebut juga masih mengalami kekurangan seperti di titik satu. Yakni tinggal melakukan perataan area sekitar serta pembangunan jalan inspeksi. “Kalau plengsengan sudah 100 persen dan sudah dilakukan finishing. Sedangkan untuk pembangunan jembatan sudah beda lagi yang akan melakukan pembangunan,” katanya.

Salim mengungkapkan, dari hulu hingga hilir sungai tersebut, nantinya akan ada empat jembatan yang dibangun untuk akses warga. Sedangkan saat disinggung kapan proyek itu selesai 100 persen, pihaknya belum bisa memastikan.

“Target awal Bulan Februari harus selesai. Tapi saat progres pengerjaan kami terkendala cuaca. Saat hujan, air yang datang sangat banyak dan menyebabkan banjir. Peristiwa seperti itu terus berulang. Jika cuaca bersahabat, mungkin pengerjaan selesai bulan Maret ini,” jelas dia.(end)