MALANGVOICE – Produksi beras di Kabupaten Malang mengalami surplus sebanyak 79 ribu ton di akhir triwulan tiga tahun 2022.
Jumlah tersebut berdasarkan catatan di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, produksi beras mencapai 240 ribu ton, dan kebutuhan konsumsi beras mencapai sekitar 161 ribu ton.
“Surplus beras itu dijual ke daerah lain. Kebanyakan beras Kabupaten Malang premium. Sehingga berasnya diserap di luar provinsi Jawa Timur. Misalnya, DKI Jakarta, pulau Kalimantan hingga NTT,” ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Agung Purwanto, saat dikonfirmasi awak media, Jumat (28/10).
Baca juga:
Modena Perkenalkan Produk Berteknologi ‘Internet of Things’
Kota Batu Pertahankan Lahan Sawah Seluas 643 Hektare
Anggaran Daerah Rawan Bencana Masih Minim
Menurut Agung, surplus beras ini tidak bisa ditampung Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau disingkat Perum Bulog (Perum Bulog), karena Bulog hanya menerima beras medium untuk konsumsi lokal, dan produksi beras Kabupaten Malang merupakan beras premium.
“Karena premium, jadi gak bisa ditampung di Bulog Kabupaten Malang, yang akhirnya digunakan untuk menyokong daerah lain,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Agung, Pemkab Malang juga memastikan komoditas pokok lainnya tetap surplus, mendukung konsumsi utama beras.
“Selain Padi, kita juga terus berupaya untuk memastikan komoditas lainnya, untuk beras kita itu dari sawah seluas 67,5 ribu hektare, yang 3,500 hektare itu untuk komoditas lainnya,” tukasnya.(der)