Paket Wisata Eduaksi Dadaprejo Siap Terima Wisatawan Meski Pandemi

Ketua Wisata Eduaksi Dadaprejo, Andik Wibowo. (Aan)

MALANGVOICE – Pembatasan demi pembatasan dilakukan pemerintah untuk meredam persebaran Covid-19. Saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah memasuki tahap ketiga.

Kota Batu pun mengikuti aturan yang ditetapkan berdasarkan Instruksi Kemendagri No. 05 tahun 2021. Kegiatan pariwisata yang menjadi titik topang perputaran ekonomi di kota ini pun harus juga dibatasi.

Protokol kesehatan (prokes) Covid-19 harus dilakukan dengan ketat oleh pelaku wisata, seperti menyediakan tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, imbauan memakai masker, hingga menjaga jarak.

Paket Wisata Eduaksi di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu telah memberlakukan prokes tersebut. Pengelola menyatakan siap menerima kunjungan wisatawan dengan kapasitas 90 orang.

Hal itu disampaikan Ketua Wisata Eduaksi Dadaprejo, Andik Wibowo yang sekaligus menyatakan pihaknya telah menerapkan Prokes sesuai anjuran pemerintah.

“Kita siap saja menerima kunjungan wisatawan dengan menjamin Prokes. Bulan lalu ada rombongan dari Mojokerto yang ke sini,” jelasnya.

Setiap destinasi wisata hanya dibatasi 30 orang, padahal ketika kondisi normal bisa sampai 100 orang. Pembatasan itu jika ditotal hanya bisa menerima rombongan dengan total 90 orang per hari.

“Kami sudah mempunyai Satgas Covid-19 sendiri dari kelurahan yang terdiri dari karang taruna dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Jadi mereka yang mengawasi penerapan protokol kesehatan di sini,” urainya.

Perlu diketahui, Kelurahan Dadaprejo menawarkan paket wisata yang di dalamnya ada tiga destinasi wisata. Destinasi wisata itu adalah Wisata Eduaksi Anggrek, Wisata Eduaksi Batik, dan Wisata Eduaksi Gerabah.

“Nanti orang-orang yang ke sini tidak hanya berwisata saja, tapi mendapat edukasi tentang anggrek, batik dan gerabah. Juga mereka berkesempatan untuk melakukan penanaman anggrek, menggambar batik dan pembuatan gerabah,” jelasnya.

Andik menambahkan wisatawan mendapat jatah membawa pulang satu anggrek, gerabah dan kain batik. Hal itu merupakan visi paket wisata di sana. Wisatawan mendapat edukasi serta langsung melakukan aksi untuk melaksanakan apa yang telah diedukasikan.

“Maka dari itu dinamakan wisata eduaksi karena wisatawan tidak hanya berwisata saja tapi juga mendapat edukasi sekaligus beraksi,” imbuhnya.

Wisata di Kelurahan Dadaprejo dibranding dengan wisata anggrek, karena anggrek di sana sudah kondang hingga mancanegara. Batik yang dikenalkan juga batik dengan motif anggrek.

Terdapat kebun anggrek seluas 3.500 meter. Kebun itu milik Dedek Setia Santoso dengan nama Dedek Orchid yang dijadikan salah satu destinasi wisata di Kelurahan Dadaprejo.

Mahasiswa dari berbagai universitas mempelajari tanaman anggrek

Sebanyak ribuan tanaman anggrek berada di kebun itu. Dedek pun memiliki varian anggrek hasil perkawinan silang yang ia inisiasi sendiri.

“Salah satunya Dendrobium Rara Anteng. Banyak di sini, kita September tahun lalu membagi 4000 bibit anggrek yang langka-langka,” jelas Dedek.

Ia mengatakan pasar penjualannya sudah sampai Benua Asia dan Eropa. Thailand, Malaysia, China, Rusia, Belanda, Prancis dan masih banyak lagi sudah menjadi tempat berlabuh anggreknya.

Ribuan bibit anggrek

Hal itu yang menjadikan anggrek Dedek kondang di kalangan pecinta anggrek. Kondangnya anggrek milik Dedek hingga menjadikan Kelurahan Dadaprejo dikenal sebagai Kampung Anggrek.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq, menambahkan, adanya paket wisata eduaksi ini diharap mampu menarik wisatawan meski dalam kondisi pandemi.

“Pengelola wisata juga sudah siap dengan prokes yang ditentukan, apalagi di sini tidak hanya wisata, tapi juga edukasi,” ujarnya.

Saat ini Disparta membuat program Dewi Sandra (Desa Wisata Sehat Aman dan Ramah) di setiap wilayah. Tujuannya jelas, wisata Kota Batu tahun ini semakin berkembang.

“Kami sangat berharap tahun ini pariwisata bisa bangkit lagi dan wisatawan percaya kami mampu tetap menjaga prokes dengan baik,” tandas Arief. (end)