MALANGVOICE– Sektor agribisnis florikultura di Desa Sidomulyo Kota Batu memainkan peranan penting sebagai napas ekonomi kerakyatan. Potensi itu menjadi magnet menarik kunjungan wisatawan sekaligus memperkokoh posisi Kota Batu sebagai sentra bunga hias tingkat nasional.
Pemkot Batu pun menyiapkan terobosan kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terutama untuk menggerakkan sektor pertanian berbasis inovasi, florikultura, dan UMKM kreatif. Komitmen ini dibuat pemkot untuk memberdayakan potensi kekayaan alam yang dimiliki.
Wali Kota Batu, Nurochman mengatakan dengan segala kekayaan alam yang dimiliki, Kota Batu sangat layak menjadi contoh kota yang tumbuh dari kolaborasi, kreativitas, dan keberlanjutan. Ia pun menyoroti peran vital Desa Sidomulyo sebagai sentra penghasil bunga terbesar di Kota Batu.
“Desa Sidomulyo selama ini telah menyuplai kebutuhan dekorasi bunga skala nasional. Potensi ini harus terus diangkat dan diberdayakan melalui kerja sama lintas sektor,” ujar Nurochman.
Selain sektor pertanian yang telah menjadi basis, Kota Batu juga akan mengembangkan florikultura. Yaitu, cabang ilmu hortikultura yang berfokus pada budidaya dan pengelolaan tanaman hias, terutama tanaman berbunga, untuk tujuan estetika dan komersial. Pengembangan florikultura ini mencakup berbagai aspek. Di antaranya, apsek produksi, perbanyakan, pemeliharaan, dan pemasaran tanaman hias, bunga potong, dan jenis tanaman berbunga lainnya.
Dengan demikian, florikultura berperan penting dalam mempercantik lingkungan dan memberikan nilai ekonomi melalui berbagai produk tanaman hias. Karena itu pemkot berkomitmen untuk terus memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan kegiatan tentang tanaman hias.
Di antaranya, kegiatan Specta Flora Festival yang telah sukses digelar di Kota Batu beberapa waktu lalu. Ada banyak pihak yang turut berkolaborasi mulai dari pelaku usaha, petani bunga, pelaku ekonomi kreatif, akademisi, dan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi agenda tahunan Kota Batu untuk menarik menarik lebih banyak wisatawan datang ke kota ini.
“Dengan menjadikan Specta Flora Festival sebagai agenda tahunan maka akan menjadi ruang tumbuh bersama untuk seluruh pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat Kota Batu,” harap Nurochman.
Puncak kegiatan festival ini diisi dengan penandatanganan Master of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman Bersama antara Baloga, Polen Pioneer, dan pelaku ekonomi kreatif Kota Batu. MoU ini merupakan langkah konkret penguatan ekosistem florikultura, sekaligus menegaskan bahwa kolaborasi antara petani bunga, pelaku usaha, dan pihak swasta adalah kunci pertumbuhan berkelanjutan.
“Meskipun Specta Flora Festival telah selesai dilaksanakan, tetapi gerakan kreatif dan kolaboratifnya harus terus berlanjut. Jangan hanya berhenti pada narasi karena pemerintah kota siap hadir untuk menjadi mitra produktif bagi semua pihak di Kota Batu,” pungkas Cak Nur.(der)