Orang Tua Wajib Tahu Gejala Penyakit CAH

Dokter Hariyudi Aji Cahyono. (deny)

MALANGVOICE – Penyakit Congenita Adrenal Hiperplasia (CAH) yang menyerang 1 dari 10 ribu anak, kini menjadi perhatian serius. Di Indonesia, obat dan peralatan medis tidak mendukung untuk mengobati penyakit itu.

Menurut ahli Pediatric dan anak, dr Hariyudi Aji Cahyono, penyakit itu merusak kinerja kelenjar anak ginjal yang menyebabkan kelainan hormon. Penderita bisa mengalami berbagai kelainan.

”Semua hormon terpengaruh, penderita bisa mengalami penyakit yang bermacam. Seperti perempuan memiliki kumis dan jenggot,” katanya saat ditemui MVoice, di RS Hermina, petang tadi.

Karenanya, ia meminta orangtua mengetahui gejala sejak dini pada bayinya. Ia menjelaskan indikasi dan gejala awal CAH. Awalnya anak biasanya muntah terus menerus sampai dehidrasi dan syok. Apabila dibiarkan akibatnya kematian.

“Penting mengetahui penyakit CAH melalui skrining, dengan deteksi dini bisa diketahui dan langsung diobati,” pesannya.

Saat ini, Hariyudi memeriksa dan mengobati sekitar 50 pasien di RS Saiful Anwar maupun RS Hermina. Ia juga salah satu founder Yayasan Insan Hati yang menampung dan membantu pasien CAH dengan mendatangkan obat dari luar negeri.

Salah satu pasien CAH yang berhasil ia bantu adalah Yafi Wijayanto. Anak bungsu dari ibu Miharsih, warga Pujon itu dibawa ke Australia untuk dioperasi. Siswa SMP Islam 2 Pujon itu, mengalami kelainan hormon pertumbuhan dan tumor di belakang saraf mata.

Menurut Miharsih, setiap bulan tinggi badan Yafi bertambah 4 cm. “Saat ini sudah mencapai 2 meter. Itu kalau telat minum obat,” ungkapnya.

Setelah beberapa kali operasi di Indonesia tidak berhasil ia bertemu Hariyudi dan dibantu secara gratis hingga sembuh. “Tanggal 14 operasi, saat ini kabarnya dia sembuh dan besok bisa pulang,” kata wanita yang keseharian sebagi petani itu.

President Secretary of Insan Hati Foundation, Anita Rahmawati, berharap ada peran serta pemerintah pusat dan daerah dalam membantu pasien.

Saat ini, yayasan hanya bergantung pada kebaikan donatur. “Kami ingin ada perhatian, sudah berulang kali kami undang Pemda untuk datang dan melihat pasien. Tapi rupanya mereka lebih tertarik datang ke acara ceremonial,” celetuknya.-