Mengenal Djoni Sudjatmoko Calon Ketua KONI Kota Malang yang Peduli Olahraga

Djoni Sudjatmoko saat menunjukkan site Plane Kawasan 100 Persen Produk Indonesia. (Mvoice/Humas PWI Malang Raya).

MALANGVOICE – Nama Djoni Sudjatmoko menjadi perbincangan pengurus cabang olahraga lantaran siap menjadi Ketua KONI Kota Malang.

Kepedulian Djoni yang pemilik NK Cafe ini di dunia olahraga ditunjukkan dengan tersedianya lapangan sepak bola khusus mini soccer atau 7vs7.

Djoni memang mengubah mindset kafe tidak sekadar tempat makan dan hiburan, tapi sekaligus tempat olahraga. Karena itu NK Cafe yang terletak di Jalan Raya Kasin, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso tersebut juga terdapat jogging track di tengah persawahan padi.

Baca juga:
Wasto Nyatakan Dukung Djoni Sudjatmoko Jadi Ketua KONI Malang

Honda CB150X City Fun di Malang Berlangsung Seru

Cegah Stunting, Mahasiswa Tanam Seribu Pohon Kelor

Fasilitas olahraga ini tidak hanya untuk pengunjung kafe, namun masyarakat sekitar bisa memanfaatkannya. Di NK Cafe itu juga terdapat sepeda kayuh dan otopet.

“Jogging track ini satu putaran 550 meter. Saya membuat itu karena saya sangat perhatian dengan olahraga. Saya tulis di situ jogging track Ampeldento, kemudian di baliknya saya tulis olahraga itu cerdas. Itu motto saya,” ucapnya saat ditemui awak media, Jumat (9/12).

Dengan kiprah dan kepedulian terhadap olahraga, tak heran sejumlah pengurus Cabor meminangnya maju sebagai ketua umum KONI Kota Malang.

Baca Juga:
Gakkumdu Kota Batu Dibentuk Tindak Pelanggaran Pemilu

Perkara Pembongkaran Stadion Kanjuruhan Naik ke Penyandikan, Polisi Periksa 11 Saksi

Berdiam Diri 135 Menit, Aremania Terus Tuntut Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan

“Para Cabor itu sounding ke saya untuk ikut meramaikan pemilihan ketua KONI. Saya siap saja. Saya senang karena KONI ini kan lebih kepada manajemen penanganan olahraga. Ada kawan-kawan yang memberi kepercayaab ke saya, maka oke saya siap,” jelasnya.

Djoni lantas mengutip rekan-rekan cabor yang mendukungnya, bahwa dia dianggap mampu memanage organisasi. Hal itu diketahui ketika cafe yang berdiri diatas 1,7 hektare lahan itu bisa survive dikala pandemi Covid-19 melanda.

“Karena saya suka berfikir out of the box, untuk kemajuan. Saya suka membuat terobosan-terobosan yang baik. Saya itu pemikiran tidak suka berhenti di kebiasaan. Saya langsung mencoba berinovasi mencoba untuk lebih baik,” terangnya.

“Mungkin ini dibaca sama kawan-kawan ada inovasi-inovasi di dalam pengelolaan olahraga di Kota Malang. Bukan hanya sebatas atlet tapi juga bisa membawa virus olahraga itu disenangi oleh seluruh masyarakat Kota Malang ini gemar olahraga,” tambahnya.(end)