Legalitas dan Sertifikasi Jadi Faktor Penting agar UMKM Kota Batu Naik Kelas

MALANGVOICE– Sektor UMKM termasuk dalam salah satu sektor unggulan yang memacu pertumbuhan ekonomi Kota Batu. Berdasarkan data Diskumperindag Kota Batu, total UMKM di Kota Batu sebanyak 2.897 unit. Sebanyak 331 UMKM diantaranya berhasil naik kelas karena produknya diserap perusahaan-perusahaan skala besar untuk pasar ekspor.

Sebagai tulang punggung perekonomian, UMKM tersebut mampu mendorong laju PDRB Kota Batu sebesar 86,7 persen. Dari total PDRB sebesar Rp18,5 trilliun di tahun 2023. Serta turut berkontribusi sebesar 18,6 persen dari total pertumbuhan ekonomi Jatim. Dari data tersebut diketahui pula mayoritas lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan ekonomi positif.

DPRD Kota Malang Siap Kawal Tuntutan HMI Terkait Pelanggaran HAM

Wamen UMKM, Helvi Yuni Moraza mendorong akselerasi UMKM agar bisa naik kelas. Salah satu faktor penting untuk mewujudkan itu adalah dukungan dan kemudahan mendapatkan legalitas dan sertifikasi. Lantaran aspek legalitas dan sertifikasi menjadi gerbang awal untuk bisa mendapatkan akses luas ke komponen pendukung lainnya.

“Harus ada support dari pemerintah daerah agar pelaku UMKM, ekonomi kreatif naik kelas. Kolaborasi yang baik antar pemangku kepentingan menjad kunci keberhasilan mewujudkan wisata UMKM di Kota Batu,” ujar Helvi saat melakukan Safari Wisata UMKM yang digagas Diskumperindag Kota Batu.

Safari Wisata UMKM mengunjungi tiga lokasi berbeda. Yakni Sentra Wisata UMKM Rejoso di Desa Junrejo dan Co-Working Space Pasar Induk Among Tani. Berlanjut ke Cubes Cafe dan Galery Dekranasda Kota Batu di PLUT-KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu- Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah) Agrokreatif.

Baginya, UMKM maupun ekonomi kreatif di Kota Batu dapat berkembang lebih pesat dan dipasarkan secara luas. Peluang itu sangat terbuka lebar lantaran posisi Kota Batu memiliki potensi sebagai daerah wisata. Sehingga dibutuhkan peran antar pemangku kepentingan dalam memberikan pendampingan guna meningkatkan kualitas produk dan berdaya saing.

“Dari segi program sedikit banyak ada kekurangan, tetapi, konsistensi dan komitmen kuat dari pihak terkait, pemda, pengusaha dan bantuan fasilitas pemerintah pusat, membuat kebutuhan pelaku UMKM bisa difasilitasi,” imbuh dia.

Secara umum, kata Helvi, tiga kementerian yang bertugas untuk mendukung akselerasi UMKM. Yakni Kementrian Ekonomi Kreatif, UMKM, dan Pariwisata. Pihaknya berjanji juga akan meminta Kementerian Koperasi untuk memberi dukungan legalitas dan mendorong kreativitas setiap pelakunya di Indonesia. Helvi menyebut, pihaknya juga ingin memastikan adanya akses permodalan ke perbankan daerah.

“Dengan menyambut potensi daerah seperti Kota Batu, kami di Kementerian UMKM dipesankan harus sesegera mungkin mengatasi persoalan klasik permodalan dan akses pasar,” kata dia.

Selain itu, Helvi menekankan pentingnya melibatkan anak muda dalam menumbuhkan geliat ekonomi kreatif di Kota Batu. Hal itu dijawab oleh Pemkot Batu dengan membentuk Co-Working Space UMKM Pasar Induk Among Tani Kota Batu yang diresmikan oleh Helvi.

Tempat tersebut menjadi sebuah inkubator bisnis mendukung ekosistem pengembangan produk lokal agar terus berinovasi. Untuk itu, co-working yang ada dirancang sebagai pusat kegiatan kreatif bagi pengusaha UMKM, dilengkapi dengan fasilitas pelatihan bisnis, konsultasi pemasaran, hingga akses ke teknologi digital.

“Fasilitas ini bukan hanya tempat bekerja, tetapi juga wadah untuk berkolaborasi dan berinovasi, UMKM kita harus mampu memanfaatkan teknologi dan berjejaring untuk bisa menembus pasar global,” tutur Helvi.

Menurutnya, selain kolaborasi geliat ekonomi kreatif juga perlu ditumbuhkan Melalui pemberdayaan ekonomi lokal. Dia mencontohkan Kampung Ekonomi Kreatif dan UMKM Rejoso Kota Batu yang baru saja diresmikannya. Tempat itu fokus menghadirkan berbagai produk lokal seperti kerajinan tangan, kuliner tradisional, hingga layanan penginapan yang dikelola warga setempat.

“Ini adalah bukti bahwa usaha mikro dan kecil bisa menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Kampung Wisata ini bukan hanya menawarkan keindahan alam dan budaya, tapi juga menjadi wadah bagi UMKM untuk tumbuh dan berkembang,” katanya.

Helvi menuturkan keberadaan kampung wisata seperti ini akan membuka peluang bagi UMKM lokal memperluas akses pasar mereka. Untuk itu, dia mendorong pengusaha UMKM agar terus berinovasi dalam menciptakan produk bernilai yang juga disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

“Kementerian UMKM juga akan terus memberikan dukungan berupa pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan agar UMKM di kawasan ini bisa lebih kompetitif,” pungkas Helvi.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait