Lahan Hutan di Kawasan Gunung Arjuno-Welirang Dipulihkan Pasca-karhutla

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mendampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat melakukan agenda kegiatan kegiatan Sapa Masyarakat Konservasi di Pemandian Air Panas Cangar, Desa Sumberbrantas, Kota Batu. Dalam agenda itu, Khofifah menyerahkan 7.000 bibit pohon kepada masyarakat sebagai upaya pemulihan kawasan hutan Gunung Arjuno-Welirang pasa dilanda karhutla pada Agustus lalu. (MVoice/Pemkot Batu).

MALANGVOICE– Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuno-Welirang dan Anjasmoro menghanguskan lahan hutan seluas 4.850 hektare pada akhir Agustus lalu.

Bencana itu mengakibatkan hilangnya aneka ragam vegetasi yang menimbulkan kerusakan ekosistem sehingga jika tak segera ditangani maka akan memicu bencana lanjutan, semisal banjir karena hilangnya area penyangga resapan air.

Upaya restorasi kawasan hutan pun dilakukan Pemprov Jatim pasca musibah karhutla. Langkah yang ditempuh dengan membagikan 7.000 bibit pohon kepada masyarakat untuk selanjutnya ditanam guna memulihkan kawasan hutan di Gunung Arjuno-Welirang. Penyerahan ribuan bibit pohon dilakukan langsung Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa melalui kegiatan Sapa Masyarakat Konservasi di Pemandian Air Panas Cangar, Desa Sumberbrantas, Kota Batu.

“Setelah berhasil dipadamkan, maka selanjutnya mengembalikan ekosistem. Selain secara manual dengan melakukan penanaman 7.000 bibit pohon juga akan dilakukan aeroseeding,” kata Khofifah.

Aerooseding merupakan teknik penanaman dengan cara penaburan benih dari udara menggunakan pesawat terbang atau helikopter. Teknik macam itu pernah dilakukannya pada 2019 lalu dibantu armada dari Lanud Abdurrahman Saleh.

“Hal ini akan kami lakukan lagi untuk mengembalikan ekosistem Gunung Arjuno-Welirang,” tuturnya.

Baca juga:
Kawan Gibran Ingin Buktikan Kekuatan Anak Muda Tidak Bisa Diremehkan

Songsong Porprov Jatim 2025, Pemkot Batu Mulai Persiapkan Sarpras Olahraga

Susur Sungai Petakan Sebaran Bendungan Alam Agar Banjir Bandang Tak Terulang

Kota Batu Berstatus Siaga Darurat Bencana Karhutla di Musim Kemarau Panjang

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga berpesan, apabila karhutla itu disebabkan oleh alam, maka harus dibangun adaptasi yang lebih kuat dengan alam. Namun jika disebabkan karena perilaku manusia. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga daya dukung alam dan lingkungan.

“Jaga hutan kita, ini adalah paru-paru dunia. Maka membangun kembali komitmen untuk bisa mengembalikan ekosistem hutan adalah hal utama,” seru Khofifah.

Ia juga mengajak seluruh pihak, untuk terus menjaga hutan dan melestarikan hutan. “Saya ini suka naik gunung dan sering naik gunung. Saya tidak pernah mengambil satu piji pun Anggrek yang pernah saya temui di gunung. Karena itu, kalau ada karhutla, pasti hati saya menangis. Karena saya menyayangi hutan,” imbuhnya.

Kebakaran di Gunung Arjuno tercatat sebagai salah satu bencana ekologis terbesar di wilayah ini. Api yang berkobar sejak akhir Agustus telah merusak ekosistem, mengancam flora dan fauna serta kehidupan masyarakat sekitar. Upaya pemadaman yang dilakukan melalui water bombing dan metode manual akhirnya membuahkan hasil setelah lebih dari dua minggu pertarungan sengit melawan api.

Kerusakan yang diakibatkan oleh karhutla ini tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik hutan, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Ekosistem yang rusak berdampak pada keberlangsungan flora dan fauna setempat, serta mengganggu aktivitas masyarakat yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka.

Di sisi lain, berkaca dari peristiwa tersebut, dia berharap, Kementerian KLHK bisa membuat posko Manggala Agni di wilayah Jatim. Apalagi wilayah Perhutani paling luas di pulai Jawa berada di Jatim.

“Manggala Agni ada di Denpasar. Sudah saatnya Kementerian KLHK membuat Posko Manggala Agni di Jatim. Karena tiga besar yang menjadi langganan bencana alam di Jatim salah satunya adalah karhutla,” tuturnya.

Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Jumadi menambahkan, diperkirakan aeroseeding akan dilakukan pada Bulan Januari mendatang. Untuk saat ini, benih-benih yang akan ditebar di lereng Arjuno-Welirang sudah siap.

“Untuk armada pesawatnya akan dikoordinasikan oleh Kalaksa BPBD Jatim. Aeroseeding dilakukan karena ada punggung-punggung yang tidak bisa dicapai menggunakan tenaga personel kami,” tuturnya.(der)