Kader HMI Harus Jaga Nilai Independensi

Kader HMI Harus Jaga Nilai Independensi
Kader HMI Harus Jaga Nilai Independensi

MALANGVOICE-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus mampu mencetak kader berintegritas, berkompeten, dan mampu berdaya saing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini. Pasalnya, negara-negara di belahan dunia, khususnya di Asean, sudah mampu menciptakan SDM berkualitas.

Mereka semakin maju dari segala sisi. Karena itu HMI harus mampu menjaga nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, keintelektualan, dan keprofesionalan. Pandangan itu dikemukakan Direktur Lembaga Pengelola Latihan (LPL) HMI Cabang Malang periode 1999-2000, Isa Wahyudi, pada studium general pelantikan pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Malang periode 1437-1438 H/2016-2017 M, di Gedung LKP2I, sore tadi.

Menurut Isa, tantangan kader HMI selain menjaga nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, keintelektualan, dan keprofesionalan, juga harus mampu menjaga nilai independensi.

“Kader HMI harus menjaga itu. Anda boleh berkolaborasi, bersinergi dengan siapapun, namun kalian harus jaga visi HMI, dan mengedepankan perkaderan,” tegasnya.

Dikatakan juga, dengan jumlah 51 komisariat penuh, 2 komisariat persiapan, dan 7 koordinator komisariat se Malang Raya, serta 8 lembaga profesi dan 2 badan otonom di HMI Cabang Malang, pelatihan ini menjadi inti dasar perkaderan HMI, karena di situlah visi misi HMI diarahkan.

“Kalian sebagai salah satu pengelola perkaderan, harus menjaga betul, dan mampu meningkatkan kualitas dan profesionalitas pengelolaan perkaderan. Ke depan, kalian akan menjadi kader penerus bangsa,” pesan Isa yang saat ini juga sebagai CEO Inspire Group di Malang.

Pada zaman seperti ini, kata dia, BPL HMI Cabang Malang harus bisa mengambil peran untuk mencetak kader HMI yang kompeten dengan meningkatkan ketrampilan, dan mampu mentransformasikan nilai-nilai kepemimpinan yang ada di HMI untuk kemajuan bangsa negara.

Untuk menjawab tantangan, Isa pun memberi langkah-langkah strategis untuk BPL HMI Cabang Malang ke depan. Bahwa BPL harus memiliki kompetensi dalam hal pengelolaan perkaderan.

“Selain juga harus mampu menguasai sistem organisasi, mengelola perubahan, dan mengelola kemampuan pribadi. Langkah-langkah itu untuk mewujudkan visi HMI, yakni mencetak kader intelektual yang berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara,” pungkas alumnus mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang itu.