ISD: KPU Optimalkan Jejaring, Target 70 Persen Tercapai

Direktur ISD, Ruhadi Rarundra. (miski)

MALANGVOICE- Institut Sosial untuk Demokrasi (ISD) menyarankan agar KPU benar-benar mengoptimalkan kearifan lokal dan kreatif menarik minat masyarakat pada Pilkada 9 Desember mendatang.

Upaya itu sebagai langkah untuk memenuhi target yang dipatok, yakni 70 persen partisipasi pemilih, naik 10,5 persen dari Pilkada Bupati 2010. Pada Pilkada lalu, partisipasi pemilih hanya 59,5 persen.

“KPU bisa saja menggunakan strategi jejaring guna mengoptimalkan jaringan kelompok muda, seperti OSIS, Karang Taruna dan organisasi kepemudaan lainnya,” kata Direktur ISD, Ruhadi Rarundra, melalui rilis yang dikirim ke MVoice, beberapa menit lalu.

Dikatakan, target itu sebenarnya terlu ambisius. Sebab pelaksanaan Pilkada di beberapa daerah di Jawa Timur jarang sekali. Di Kabupaten Pasuruan saja angkanya hanya 62,24 persen.

Dikatakan, dalam pembahasan RUU Pilkada, DPR dan pemerintah sepakat 7 klaster isu. Salah satunya mekanisme pemilihan hingga anggaran Pilkada. Belakangan, lanjut dia, juga disepakati pembatasan belanja kampanye.

“Ada penghematan cukup besar dalam Pilkada 2015 ini, namun kurang menghitung potensi menurunnya angka partisipasi pemilih, akibat pemangkasan alat peraga kampanye (APK) yang selama ini tanggung jawab Paslon menjadi tanggung jawab penyelenggara,” jelasnya.

Pilkada serentak, tambah diaz juga menimbulkan kebingungan bagi pemilih. Sebab, koalisi partai politik tidak jelas. Misalnya, pada pemilihan gubernur partai A dan B berkoalisi dengan partai C dan D. Akan tetapi, dalam Pilbup, partai A berkoalisi dengan partai C dan E.

Akibatnya, pendukung partai sibingungkan oleh pilihan politik lainnya. Hal ini justru menjadi benih-benih ketidakpercayaan pendukung terhadap parpol.

“Anehnya parpol justru membenarkan kebingungan ini, dalihnya pilihan pejabat eksekutif tidak harus sama dengan anggota legislatif dan Pilpres sekalipun,” tandasnya.