MALANGVOICE – Telah banyak penelitian yang menyatakan kalau makanan saat hamil akan memengaruhi kesehatan janin.
Hal ini dibenarkan oleh Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Malang, Meifta Eti Winindar.
Menurut Meifta, ibu hamil memang dituntut untuk lebih disiplin dalam memilih makanan yang sehat, mengatur jadwal makan, dan tentu menerapkan pola hidup yang sehat.
“Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh ibu. Jadi, kalau misalnya sang ibu tidak mood untuk makan makanan yang baik, maka dampaknya akan mempengaruhi sang janin,” katanya menegaskan.
Bahkan, dalam sebuah penelitian, jika pola makan yang buruk saat hamil bisa menimbulkan dampak buruk bagi tiga generasi selanjutnya.
Lantas, risiko apa saja yang bisa terjadi pada janin ketika sang ibu menerapkan pola makan yang tidak sehat saat hamil?
Pertama, kemungkinan terbesar bayi akan terlahir cacat, hal ini disebabkan karena asupan gizi yang seharusnya didapatkan bayi saat di dalam kandungan tidak ia dapatkan. Seperti misalnya, kekurangan asam folat, zink, zat besi, atau vitamin dan mineral lainnya.
Kedua, ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang berkalsium tinggi. Hal ini diperlukan sang calon bayi untuk membentuk serta pertumbuhan tulangnya. Jika janin kekurangan kalsium, maka bisa saja ketika ia lahir, ia akan mengalami kondisi kesehatan tertentu.
Terakhir, berat badan lahir bayi rendah (BBLR) pada bayi adalah tanda yang kurang baik. Hal ini artinya, bayi kekurangan zat gizi selama di dalam kandungan. Biasanya kondisi ini disebabkan akibat ibu yang tidak mengonsumsi makanan sehat selama kehamilan.
“Tak hanya BLBR saja yang terjadi apabila sang ibu tidak mengonsumsi makanan sehat, melainkan juga berpotensi terkena stunting. Untuk itu, perlu adanya menjaga pola hidup sehat untuk Generasi Penerus kita,” tandasnya.(Hmz/Aka)