Hanya karena Saling Pandang, Tiga Remaja di Pujon Aniaya Danar hingga Tak Bernyawa

Sat Reskrim Polres Batu meringkus tiga remaja asal Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang pada Senin malam kemarin (8/1). Ketiganya diduga pelaku penganiayaan hingga mengakibatkan korbannya meninggal. (MVoice/Sat Reskrim Polres Batu).

MALANGVOICE– Tiga remaja terduga pelaku penganiayaan diringkus Sat Reskrim Polres Batu. Ketiganya berinisial EK (14), warga Desa Sebaluh, Pujon, AR (18) warga Desa Maron, Pujon dan AS (19), warga Desa Madiredo, Pujon. Mereka diduga melakukan tindak kekerasan hingga mengakibatkan hilangnya nyawa Danar Anendra Putra (17).

Jasad korban ditemukan mengapung di aliran irigasi di Desa Ngroto, Pujon, Kabupaten Malang pada Minggu kemarin sekitar pukul 06.45 WIB (7/1). Posisi tubuh korban tertelungkup dengan kondisi kepala penuh luka. Korban merupakan warga Desa Dadapan Kulon RT 03/RW 04 Kecamatan Pujon.

Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kiswoyo mengatakan, ketiga pelaku ditangkap di kediamannya masing-masing pada Senin malam (8/1). Berdasarkan pemeriksaan petugas, tindak kekerasan itu berawal dari kontak mata antara korban dan kawanan pelaku. Karena hal sepele itu, mereka tanpa pikir panjang nekat melakukan penganiayaan hingga korban tewas.

“Ketiga pelaku dijerat pasal 80 UU RI No. 35 tahun 2014 perubahan atas UU RI No. 23 Tahun 2002 yang telah diubah kedua UU RI No. 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 338 KUHP atau Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” papar Rudi.

Baca juga:
KPU Temukan 363 Lembar Surat Suara DPRD Kota Batu Rusak

Keluarga Kenali Struktur Gigi Tengkorak yang Dikubur Pelaku Mutilasi Sawojajar

Sebelum Dimutilasi di Sawojajar, Korban Dibacok Dua Kali Sampai Tewas

Pengakuan Pelaku Mutilasi Sawojajar, Kenal Korban dari Medsos

Ia berpendapat tak menutup kemungkinan ada tersangka lainnya. Sementara untuk dugaan meminum minuman keras sebelum aksi pengeroyokan, masih dilakukan penyelidikan.

“Untuk detail dan lebih lanjut akan kita sampaikan lagi. Kami masih pendalaman dan tahap pengembangan tersangka,” imbuh dia.

Sebelum aksi kekerasan itu terjadi, korban bersama rekannya, Galih Wisnu (18) pergi hendak menonton kesenian bantengan di Dusun Tretes, Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Malang pada Sabtu (6/1/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.

Keduanya berangkat mengendarai motor lewat jalur pintas mengingat situasi di jalan utama sedang padat. Hingga di tengah jalan desa saat kondisi sepi, korban mendengar dipanggil sekelompok orang tak dikenal yang sedang duduk-duduk di tepi jalan dengan kondisi gelap. Sehingga mereka mendekat untuk memastikan lebih jelas siapa yang memanggil. Keduanya mengira panggilan itu dilontarkan kawan mereka.

“Namun ternyata tak satupun dari mereka dikenal korban. Kemudian teman korban (Galih) bertanya ada apa? Kemudian ditimpali salah satu pelaku ‘Matamu! lek liwat kene ojok plirak-plirik’. (Kalau lewat sini jangan lihat-lihat),” terang Rudi.

Belakangan diketahui, para pelaku sudah mengincar korban sejak terjadi adu pandang di acara kesenian bantengan. Hingga kemudian, antara korban dan pelaku kebetulan bertemu di lokasi kejadian.

Hingga tiba-tiba salah satu dari pelaku memukul bagian mata kanan Galih. Begitu juga pelaku lainnya ikut mengeroyok teman korban. Sementara, korban tewas bermaksud melerai, namun ia dirangkul salah satu pelaku untuk menjauh entah dibawa kemana.

“Si teman korban (Galih) ini berhasil kabur. Ia tidak tahu korban dibawa kemana. Ia berhasil bersembunyi dan menghubungi keluarganya,” jelas dia.

Lebih lanjut, Galih bersama keluarganya mencari keberadaan Danar di lokasi awal, namun sudah tidak ada. Lalu, pada sekitar pukul 01.00 WIB dini hari mereka menerima informasi korban ada di jembatan Dusun Mbiyan Desa Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

Namun saat ke sana, mereka hanya mendapati sejumlah barang milik korban seperti sandal, kaca mata dan bahkan ponsel milik Danar. Sementara untuk motor korban, ditemukan tak jauh dari lokasi awal diduga akan dibuang untuk menghilangkan jejak.

Hingga pada Minggu (7/1/2024) pagi sekira pukul 07.00, jenazah korban ditemukan tewas terapung dengan sejumlah luka di kepala dan tangan. Hasil pemeriksaan sementara mengungkapkan bahwa korban dianiaya 3 orang secara bersama-bersama. Para pelaku memukuli korban baik dengan tangan kosong, sebilah bambu hingga sebongkah batu dan menusuk korban menggunakan pisau dapur.

“Ada luka tusukan di tangan dan luka pukulan di kepala belakang. Tapi untuk hasil otopsinya masih belum keluar,” ujarnya.