Festival KBP Penanda Kebangkitan Pariwisata Kota Malang di Masa Pandemi

Kerajinan membatik di caping, (MG2).

MALANGVOICE – Festival Kampung Budaya Polowijen (KBP) menjadi gelaran budaya pertama pada Tahun 2021 pasca pandemi Covid-19. Kegiatan ini diawali dengan penanaman pohon pule sebagai penanda dimulainya gelaran budaya di Kota Malang.

Menurut Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, kegiatan penanaman pohon pule ini digunakan sebagai simbol dan rasa syukur atas digelarnya kembali Festival KBP di masa Pandemi Covid-19.

“Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur, karena pada saat pandemi seperti saat ini masih diberi karunia kesehatan. Tidak hanya kesehatan melainkan juga bisa memberikan kekuatan untuk beraktivitas,” ujarnya, Ahad (4/4).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Bung Edi ini memberikan apresiasi kepada warga Kelurahan Polowijen yang telah berjuang mempertahankan Kampung tematik berumur empat tahun ini.

“Kepada seluruh masyarakat yang ada di Polowijen saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi karena kesungguhan. Sekaligus selamat untuk mewujudkan dan dirgahayu Kampung Budaya Polowijen yang ke-4 tahun ini,” tuturnya.

Hiburan Gamelan yang disuguhkan di Festival Kampung Budaya Polowijen, (MG2).

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan jika adanya Festival KBP ini menjadi penanda kebangkitan pariwisata di Kota Malang.

“Ini adalah festival pertama di tahun ini ya. Dan di kampung budaya polowijen sebagai salah satu titik awal festival yang akan digelar di setiap kampung tematik,” terangnya.

Berbagai kegiatan ditampilkan dalam Festival KBP tersebut. Mulai tari tradisional, tari kreasi topeng, gamelan, mocopat, pasar kuliner, dan kerajinan.

“Ada juga wilujengan Mahardian, jadi slametan potong tumpeng agar kemudian kita semangat lempeng untuk mengembangkan seni budaya,” kata dia.

Dalam kegiatan itu juga mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat dan OPD terkait. Ada sekitar 300 pengunjung yang turut memeriahkan kegiatan itu.

“Harapannya bisa diikuti kampung tematik lain, dan memberitahukan jika sudah boleh menyelenggarakan kegiatan dengan protokol kesehatan yang ketat,” tandasnya.(end)