MALANGVOICE — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu menargetkan pengurangan sampah di TPA Tlekung hingga 26 persen.
Setiap hari volume sampah yang masuk mencapai 80-90 ton, bahkan meningkat hingga 100-120 ton saat memasuki masa liburan.
Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan, target pengurangan sampah persen dicantumkan dalam Perwali Kota Batu nomor 67 tahun 2018.
Regulasi itu mengatur tentang kebijakan dan strategi daerah (jakstrada) pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga.
Untuk itu, DLH Kota Batu menggandeng kerja sama dengan pihak ketiga, PT Arta Asia Putra, perusahaan berkantor di Kota Malang yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah.
PT Arta Asia menjadi operator mesin pirolisis untuk mengurai timbunan sampah sehingga bisa mengurangi beban daya tampung TPA Tlekung.
“Kami bertekad pengelolaan sampah bisa dilakukan komprehensif mulai dari hulu sampai hilir. Melalui kerja sama ini, diharapkan pula bisa meningkatkan pendapatan daerah dari hasil pengolahan sampah,” ujar Aries.
Koordinator Divisi Penelitian dan Pengembangan PT Arta Asia Putra, Sani Sinar menuturkan, mesin pirolisis yang ditempatkan di TPA Tlekung memiliki kapasitas 30 ton mengolah sampah.
Mesin yang akan diujicobakan pada Juni nanti diyakini bisa mereduksi 30 persen tumpukan sampah berbahan polimer semacam kantong plastik.
Bahkan bisa lebih hingga hampir 50 persen mengurangi daya tampung TPA Tlekung karena akan dikolaborasikan juga dengan metode budidaya larva yang dihasilkan dari budidaya lalat tentara hitam untuk mengurai sampah organik.
“Perhitungannya begini, dengan maggot (larva) bisa mengurangi 5-10 persen. Lalu dengan sistem pilah dan cacah pilah otomatis bisa 5-10 persen. Mesin pirolisis bisa mencapai 30 persen,” terang Sani.
Selain itu pihaknya juga menyiapkan satu mesin pirolisis yang masih dalam proses modifikasi. Mesin itu ditingkatkan kapasitasnya agar mampu mengolah sampah hingga 150 ton..Berkurangnya sampah juga meminimalisasi timbulnya lindi yang berasal darj proses dekomposisi.
“Lindi akan muncul ketika masih ada sampah. Selain itu bisa menetralisir timbulnya bau. Kami menerapkan sistem pesat (pengolahan sampah terpadu). Artinya penanganan dilakukan sejak dari hulu munculnya timbulan sampah hingga hilir, di TPA Tlekung,” ujar dia.(end)