MALANGVOICE-Masih ingat Benny Soebardja? Dia merupakan salah satu musisi 1970-an yang sangat mewarnai, dan eksis hingga kini. Dia berharap bisa mampir ke Malang, usai mengikuti pentas LCLR di Surabaya, 26 Februari mendatang.
Band pertamanya yang pernah didukungnya adalah The Peels, yang sempat merekam beberapa piringan hitam di Singapore. Kedua, Shark Move, dan terakhir Giant Step. Dua group terakhir tetap bertahan sampai sekarang, walau harus bongkar pasang pemain.
Benny yang sarjana pertanian Universitas Pajajaran itu memang pernah tinggal di Jalan Cimanuk Malang sekitar awal 1980-an, saat bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan pestisida. Pada 1976, Giant Step bahkan pernah tampil di Gedung Pulosari Malang (yang kini sudah jadi supermarket).
Saat itu pemain keyboardnya Triawan Munaf (ayahanda artis Sherina Munaf), yang kini Kepala Badan Ekonomi Kreatif. Ikatan emosional dan geliat musik di Malang belakangan menjadi motivasi yang mendorong Benny berkunjung ke Malang. “Saya pengen melihat Museum Musik Indonesia (MMI) dan berdiskusi dengan musisi-musisi muda Arema,” kata dia, saat bertemu di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Kalau ada niat pasti ada jalan. Pada 26 Februari nanti Benny tampil mengisi Konser Badai Pasti Berlalu dan LCLR (Lomba Cipta Lagu Remaja) yang berlangsung di Surabaya. Benny merupakan penyanyi album LCLR untuk lagu Apatis, ciptaan Inggrid Widjanarko, dan menjadi hit di akhir 1970-an. Kesempatan konser di Jawa Timur ini dimanfaatkan untuk mampir ke Malang. Konser LCLR juga telah dilaksanakan di Jakarta dan Bandung.
Semalam Benny mengabarkan kesiapannya berangkat dari Surabaya ke Malang pada 27 Februari dan usul dibuat acara diskusi musik lintas generasi. Malang Voice, Museum Musik Indonesia dan beberapa komunitas musik di Malang akan memfasilitasi diskusi itu, sekaligus mengundang kehadiran musisi-musisi muda Arema.
Direncanakan diskusi berlangsung di Museum Musik Indonesia pada Sabtu 27 Februari, pukul 12.00 siang.