Banjir, Karena Pemerintah Lamban Tangani Beban Pertumbuhan Kota

Banjir Hantui Warga Malang Raya

Budi Fatoni (anja)
Budi Fatoni (anja)

MALANGVOICE – Banjir yang menghantui Kota Malang beberapa bulan terakhir tak lepas dari lambannya pemerintah kota dalam penataan infrastruktur.

Menurut Dosen Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Budi Fatoni, banjir yang terjadi berulang-ulang di Kota Malang selama dua periode pemerintahan ini membuktikan lambannya pemerintah menangani banjir.

“Saya mengamati penataan Kota Malang sejak 2000-an. Kontur wilayah Malang ini 444 meter di atas permukaan laut. Artinya, Malang ini dataran tinggi kan. Kok bisa banjir,” katanya kepada Mvoice.

Dia menjelaskan, pertumbuhan pembangunan kota tidak terkendali berakibat beban infrastruktur dan drainase kota terganggu. Dampaknya banjir terjadi dimana-mana.

“Pemerintah tidak tegas menata bangunan. Akibatnya pelaku bisnis properti dan real estate selalu memaksakan kehendak membangun di daerah tertentu dengan alasan karena daerah itu damai dan nyaman, kemudahan akses dan sebagainya,” tandasnya.

Dampaknya, tata ruang kota berubah dengan cepatnya begitu juga pertumbuhan ekonomi. Rumah kini menjadi penginapan, jadi rumah sakit, jadi rumah makan.

“Alhasil, pertumbuhan transportasi pribadi dan publik tidak terkendali dan terjadi kepadatan/keramaian di titik-titik tertentu,” katanya.