Arema Tak Lupakan Sejarah dengan UMM

MALANGVOICE – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar diskusi multidisipliner ‘UMM Gazebo Forum’ yang dikemas santai di Gazebo Perpustakaan UMM, hari ini. Diskusi bertema ‘Arema: Identitas Kultural, Bisnis dan Ideologi’ itu menghadirkan Manajer Bisnis, Muhammad Yusrinal Fitriandi, Manajer Media Officer, Sudarmaji dan Manajer International Affair Fuad Ardiansyah. Hadir juga Direktur Radar Malang, Kurniawan Muhammad.

Rektor UMM, Fauzan, yang secara langsung meresmikan diskusi perdana itu, mengatakan, pengetahuan dan informasi mendalam bisa didapat bukan hanya melalui forum diskusi formal. “Kita bisa memperoleh informasi, bahkan mengurai dan menyelesaikan persoalan melalui forum yang santai seperti ini,” ujarnya.

Ia berharap diskusi yang dihadiri pejabat struktural, dosen, dan mahasiswa, ini bisa dimanfaatkan seluruh civitas akademik di UMM. Setelah memberi sambutan, Fauzan menyematkan pin lambang ‘UMM Gazebo Forum’ pada para pembicara. Pihak Arema membalasnya dengan memberi jersey Arema bernomor punggung satu, dengan nama UMM.

Arema2

Sudarmaji mengungkapkan, Arema memiliki hubungan sejarah yang berkesan dengan UMM. Ia menceritakan, saat itu Arema akan menghadapi pertandingan delapan besar dalam sebuah kompetisi di Jakarta, namun masih terkendala sponsor. “Di menit-menit akhir, UMM-lah yang mau menjadi sponsor, hingga Arema bisa berangkat ke Jakarta,” ungkapnya.

Dikatakan juga, saat ini sepak bola tidak terlepas dari berbagai kepentingan. Arema yang sudah menjadi identitas Malang bisa dimanfaatkan di sektor sosial, budaya, ekonomi, bahkan politik. Di bidang sosial, Arema telah menjelma menjadi ikon yang bisa menyatukan berbagai kalangan.

Di sektor budaya, lanjut Darmaji, Arema bahkan sudah tidak bisa dilepaskan dengan kekuatan kultural di Malang. Dampak bisnis, baik dari sepak bola maupun di luar sepak bola pun sangat besar. Di dunia politik, nama besar Arema selalu menjadi topik utama yang diangkat. “Saat kampanye, tagline ‘Salam Satu Jiwa’ selalu dielu-elukan oleh para politisi untuk mendulang suara,” terangnya.

Sementara Kurniawan Muhammad memaparkan, perjalanan Arema menjadi salah satu klub terbesar di Indonesia sangat panjang. Ia melihat klub yang berdiri 11 Agustus 1987 tersebut dari tiga sisi, yakni ideologi,brand dan identitas.

Menurut pria yang akrab disapa Kum ini, Arema lebih dari sekedar klub sepak bola, namun telah dijadikan sebuah pandangan hidup. “Jadi apapun yang dilakukan masyarakat Malang pasti tidak terlepas dari Arema,” paparnya.

Dari ideologi itu, lanjut Kum, lahir identitas yang sangat kuat sehingga muncul loyalitas suporter yang luar biasa. “Jadi Arema adalah sebuah brand yang ikonik, bisa dijual dan pemasarannya akan luar biasa, makanya Arema tidak akan sulit mencari sponsor besar,” pungkasnya.

Kegiatan ‘UMM Gazebo Forum’ ini rencananya akan diselenggarakan rutin setiap bulan dengan mengangkat topik yang berbeda.