MALANGVOICE – Peristiwa bencana Kota Batu cukup tinggi pada tahun 2022 lalu, angkanya mencapai 203 bencana.
Jumlah itu paling tinggi dibandingkan 2018-2021. Kejadian bencana mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Pada 2018 tercatat 95 bencana. Kemudian 2019 terjadi 98 bencana dan tahun 2020 114 bencana. Bertambah lagi di tahun 2021 ada 154 kejadian. Salah satu bencana terbesar yakni banjir bandang Bulukerto.
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengatakan, di tahun 2022, bencana di Kota Batu rata-rata terjadi pada Oktober-November saat cuaca ekstrem. Sehingga ini wajib menjadi sinyal darurat bencana di Kota Batu dan harus dilakukan pencegahan. Apalagi puncak musim penghujan diprediksi jatuh pada bulan Januari 2023.
“Bencana masih didominasi tanah longsor. Kemudian ada banjir, angin kencang atau cuaca ekstrem dan tanah bergerak. Selain itu ada pohon tumbang dan kebakaran,” ujar Agung.
Baca juga:
Lapas Malang Gagalkan Penyelundupan Narkoba di Sayur Tempe
Beli New Honda Scoopy, Dapatkan Penawaran Menarik Awal Tahun
Poster sebagai Media Kritik Visualisasi Jalanan
Kembangkan Usaha Mikro, Aplikasi Malpro Mulai Disosialisasikan
Untuk mengantisipasi bencana yang lebih banyak, sudah merekomendasikan berbagai langkah mitigasi, agar dampak bencana bisa diminimalisir. Mitigasi yang dilakukan seperti memetakan titik rawan longsor di Kota Batu. Di mana ada tujuh titik, diantaranya Giripurno dan Kelurahan Songgokerto, di Desa Gunungsari, Bumiaji, dan Sumberbrantas.
“Mitigasi pencegahan itu perlu mengingat prediksi cuaca ekstrem saat musim penghujan dari tahun ke tahun semakin meningkat,” ujarnya.
Baca juga:
BPBD Kota Batu Sebar EWS di Sejumlah Area Rawan Longsor
Ancaman Bencana Mengintai Kota Batu Meskipun Skor IRB Turun
Anggaran Daerah Rawan Bencana Masih Minim
Tak hanya mitigasi, BPBD juga memikirkan langkah penanganan jika memang terjadi kejadian bencana yang cukup besar seperti banjir bandang tahun lalu. Yakni dengan membagi OPD dalam delapan golongan.
Hal ini untuk mempermudah mereka mengerjakan tugas sesuai porsi masing-masing dalam penanganan bencana alam. Antisipasi juga dilakukan dengan memasang penambahan dua alat early wearing system (EWS) di akhir tahun 2022 lalu.
“Lima EWS dipasang pada tahun 2020 dan lima EWS dipasang tahun 2021. Dua yang baru dipasang di Dusun Claket, Desa Gunungsari dan Desa Sumberejo,” jelas Agung.