3 Orang Meninggal karena DBD, Dinkes Batu Lakukan Fogging Berantas Sarang Nyamuk

Penyemprotan asap dilakukan Dinkes Kota Batu di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji untuk memberantas sarang nyamuk guna mengurangi kasus DBD. (MVoice/Pemkot Batu).

MALANGVOICE– Di tahun 2024 ini, Dinkes Kota Batu melaporkan 2 orang di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji meninggal karena demam berdarah yang disebabkan nyamuk aedes aegypti.

Sebelumnya pada Januari lalu, juga dilaporkan 1 orang balita usia 4 tahun di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu meninggal. Balita tersebut terjangkit dengue shock syndrome (DSS). Dengan begitu, total terdapat 3 warga Kota Batu yang meninggal karena DBD.

Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, menuturkan 2 warga Desa Punten yang meninggal karena DBD merupakan ibu dan anak.

“Si ibu meninggal karena DBD disertai komorbid diabetes mellitus. Kemudian si anak juga meninggal selang beberapa hari setelah kepergian ibunya,” ungkap Susan.

Baca juga:
Leader’s Nature Camp Kikis Ego Sektoral antar OPD di Lingkungan Pemkot Batu

Antisipisasi Lonjakan Kasus DBD di Kota Batu saat Peralihan Musim

Kasus DBD Terbanyak Ditemukan di Kecamatan Batu, Satu Balita Meninggal

Cegah Lonjakan Kasus DBD, Upaya PSN Digencarkan

Ia mengatakan, Dinkes Kota Batu turun tangan melakukan fogging di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji. Upaya ini untuk memberantas sarang nyamuk sekaligus menurunkan kasus DBD. Penyemprotan asap itu dilakukan berdasarkan analisa situasi kebutuhan angka bebas jentik (ABJ). Metode ini dinilai penting untuk mengetahui jumlah populasi nyamuk dewasa yang ada di suatu area tertentu. Semakin tinggi angka ini, semakin besar potensi penyebaran penyakit yang dapat terjadi.

“Salah satunya melihat analisa ABJ mencapai 95 persen dengan kasus DBD lebih dari 1 orang dalam satu cluster. Termasuk di Dusun Krajan, Desa Punten ini, memiliki ABJ di bawah 95% dengan kasus DBD lebih dari 1 orang dalam satu cluster,” jelasnya.

Upaya lainnya yang dilakukan Dinkes Kota Batu untuk menurunkan kasus DBD dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). Hal itu melibatkan rumah sakit sehingga data kasus demam berdarah dapat diperoleh. Guna tindakan preventif maupun kuratif sehingga memutus rantai penyebaran kasus DBD.

“Kami juga menghimbau masyarakat aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah dan lingkungan masing-masing. Terutama menghilangkan genangan air yang sangat berisiko sebagai sarang nyamuk dan berkembangnya nyamuk demam berdarah,” imbuhnya.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menambakan, berbagai program akan dilakukan untuk percepatan menurunkan angka demam berdarah di Kota Batu. Selain fogging di titik-titik tertentu, yang paling utama adalah membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya, sehingga tidak menjadi sumber berkembang-biaknya nyamuk demam berdarah.

“Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam menurunkan angka demam berdarah, termasuk mengajak dan membangun kesadaran seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sehingga tidak ada tempat untuk nyamuk berkembang biak,” jelasnya.(der)