Warga Dinoyo Tukar Sampah dengan Sembako

Penukaran sampah dengan sembako, (Humas Pemkot Malang).

MALANGVOICE – Warga RW 05, Kelurahan Dinoyo, Kota Malang, menginisiasi kegiatan tukar sampah dengan sembako di Balai RW 5. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mengurangi dan menangani permasalahan sampah.

Pengurus RW 05 Dinoyo, Imam Wahyudi mengatakan, sebelumnya meluncurkan bank sampah Delima. Kemudian kegiatan tukar sampah dengan sembako itu dilakukan untuk mengurai penumpukan sampah diwilayah tersebut.

Ia pun menyampaikan, dalam kegiatan tukar sampah dengan sembako, warga menukar sampah anorganik seperti kertas, botol bekas, minyak goreng bekas dengan sembako yaitu beras, gula, serta minyak goreng.

“Tujuannya masyarakat mampu secara mandiri mengelola sampah organik maupun anorganik. Sehingga beban Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ujarnya, selasa (8/3).

Terkait mekanisme serta syarat dan ketentuannya, warga mendaftar langsung sebagai nasabah di Bank Sampah Delima. Kemudian sampah harus sudah dipilah dari rumah. Sampah sesuai dengan kriteria yaitu kardus, kertas, koran, botol air mineral, minyak goreng akan ditimbang dan ditaksir oleh petugas Bank Sampah.

“Sistem pencatatan dengan poin. Rata-rata masyarakat masih menyimpan hasil setor sampah kedalam buku rekening nasabah. Kemudian hasil setor sampah tersebut akan ditukarkan dengan sembako ketika menjelang bulan ramadhan,” terangnya.

Apabila poin mencukupi maka dapat ditukar dengan sembako. Saat Poin belum mencukupi atau berlebih maka akan menjadi saldo yang tercatat di buku tabungan nasabah.

Untuk besaran poinnya berbeda-beda, untuk beras kemasan 0,5 kg dapat ditukar dengan poin sebesar 500 poin. Sedangkan untuk gula pasir 0,5 kg bisa ditukar dengan 925 poin. Serta minyak goreng 500 ml setara dengan 500 poin.

“Terkait animo warga, masyarakat cukup antusias. Pada tahap pre-launching ini ada sekitar 50 warga yang mendaftar menjadi nasabah. Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa dikembangkan,” pungkasnya.

Sampah anorganik diolah menjadi kerajinan daur ulang dan sampah organik bisa di kelola untuk budidaya maggot, urban farming dan sebagainya. Sehingga bisa membuka lapangan kerja serta ke depan proses pencatatan buku nasabah akan di lakukan dengan aplikasi android.

Upaya yang dimulai dari lingkungan sebagai hulu produksi sampah ini tentu sangat membantu capaian target kebijakan strategis daerah (Jakstrada) pengurangan sampah. 

Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji memberikan apresiasi atas inisiatif yang telah ditelurkan warga RW 05, Kelurahan Dinoyo, Kota Malang tersebut.

“Saya rasa ini bentuk implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang bisa menggali nilai ekonomis sampah. Harapan saya ini bisa dikembangkan di RW-RW lainnya. Tentu dengan beragam kreasi masing-masing untuk kurangi sampah kota”, ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang dalam laporan semester satu tahun 2021, capaian pengurangan sampah di Kota Malang 59,660.54 ton/tahun atau sebesar 24.12 persen atau baik dari tahun sebelumnya sebesar 22.71 persen.(der)