Tingkatkan Tanaman Ubi Kayu Harus dengan Pendekatan Ekofisiologi

Titik Islami (anja)

MALANGVOICE – Indonesia merupakan negara produsen ubi kayu terbesar ke 3-4 di dunia. Namun, angka produksinya yang baru mencapai 19 ton/ha masih jauh dari potensi yang dapat mencapai 60 ton/ha pada kondisi tanah subur atau sekitar 30 ton/ha pada kondisi tanah marjinal. Hal itu dijelaskan Titik Islami, Guru Besar Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB)

Menurutnya, ubikayu dapat ditanam pada kondisi agroklimat marjinal dimana sumber daya lahan rentan terdegradasi. Meskipun begitu, untuk dapat tumbuh baik dan berproduksi tinggi, ubi kayu tetap memerlukan kondisi agroklimat yang prima.

“Walaupun berumur sekitar 10 – 11 bulan, kondisi prima ubikayu cukup dipenuhi pada fase pertumbuhan awal, yakni empat bulan pertama. Jika sampai periode ini tanaman dapat tumbuh dengan baik, maka dijamin akan memberi hasil tinggi. Disamping itu, hasil tanaman dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungan,” paparnya kepada MVoice saat dihubungi MVoice beberapa menit lalu.

Selain kondisi tanah, faktor lingkungan yang juga mempengaruhi proses fisiologi tanaman ubikayu adalah temperatur, lama penyinaran, intensitas cahaya matahari serta ketersediaan air

Ia menambahkan, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tanaman ubikayu mengangkut unsur hara dalam jumlah yang besar, sehingga jika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik maka akan mempercepat degradasi sumberdaya tanah dan lahan.

“Karena anggapan ini pula, PT. Perhutani pernah melarang masyarakat untuk menanam ubikayu di lahan miliknya,” tandasnya.

Titik memaparkan lagi, selain unsur hara Kalium, pengangkutan unsur hara Nitrogen dan Phosphor per satuan berat hasil tanaman ubikayu tidak lebih tinggi dibanding tanaman jagung atau tanaman pangan lainnya.

“Memang peningkatan hasil akan meningkatkan pengangkutan unsur hara oleh tanaman. Hal ini tentu wajar karena peningkatan hasil tanaman akan menyebabkan kebutuhan unsur hara untuk membentuk jaringan tanaman lebib tinggi,” kata ibu tiga orang putera ini.

Untuk itu, berdasar penelitian, ada beberapa upaya untuk mempertahankan unsur hara pada lahan pertanian seperti pemupukan yang berimbang, pengembalian biomassa yang tidak dipanen ke lahan, penanaman tanaman yang mampu memperkaya hara tanaman seperti kacang-kacangan serta teknik konservasi olah tanah.

“Selain itu, pemberian pupuk seperti pupuk kandang dapat meningkatkan hasil tanaman ubikayu dan sekaligus memperbaiki kualitas tanah,” tutupnya.