Soal Tata Kota dan Wisata Kota Malang, Ini Pesan Dosen Arsitektur ITB

Dosen ITB, Hanson E Kusuma (anja)
Dosen ITB, Hanson E Kusuma (anja)

MALANGVOICE – Kota Malang memang kota yang indah dan asri. Taman-taman kota yang bersih pun kini ramai menjadi lokasi berselfie ria dengan sahabat maupun keluarga. Alun-alun ramai pengunjung sebagai tempat rekreasi dan bersantai.

Bahkan baru-baru ini Malang menarik perhatian nasional berkat wisata kota baru Kampung Tridi dan Kampung Warna Warni Jodipan.

Seorang Dosen arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Hanson E Kusuma, mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya, Malang harus mempertahankan novelty (kebaruan) suatu tempat. Hal baru itu selalu menarik dan disukai masyarakat karena berbeda dengan yang lainnya.

“Misalnya Jodipan, itu kan baru ya warna-warni masyarakat suka. Tapi kalau ada lagi tempat baru yang warna-warni seperti itu, ya pasti masyarakat bosan. Jadi jangan banyak-banyak yang kaya Jodipan itu, satu saja,” katanya.

Dia menjelaskan, ada empat kriteria agar sebuah tempat layak dijadikan lokasi wisata. Pertama, unsur fascination berkaitan dengan keindahan dan pesona lokasi itu.

“Jadi ketika datang kesitu, masyarakat terpesona. Wow, begitu. Tapi jangan lupa dengan nilai kebermanfaatan,” katanya.

Selanjutnya, harus ada unsur extent. Artinya lokasi itu bisa mengundang orang-orang untuk mengeksplorasi dan mengalami rangkaian pengalaman yang berbeda-beda. Misalkan, di taman ada danau tempat melihat angsa, lalu ada juga koleksi anggrek, setiap tempat itu meninggalkan kesan baru bagi orang-orang.

Unsur selanjutnya adalah being away. Artinya, tempat itu harus berbeda dari yang ditemukan dikeseharian masyarakat. Umpamanya, orang desa akan memilih berlibur di kota, atau orang kota berlibur ke desa.

“Di rumah, orang-orang sudah melihat tembok dan genteng, masak rekreasi liat genteg dan tembok lagi. Harus beda. Orang Amerika ingin ke Bali, orang Bali ingin ke Amerika. Makanya, mulai banyak tempat makan di perkotaan yang mengusung tema atau suasana pedesaan,” tambahnya.

Terakhir adalah unsur compability atau kesesuaian dengan target grup. Tidak semua tempat wisata bisa menjangkau semua target grup. Sehingga akan lebih baik bila divariasi dan dilengkapi semuanya.