MALANGVOICE– Konstelasi politik di ajang Pilkada Batu 2024 menghasilkan konfigurasi tiga poros koalisi pengusung kandidat kepala daerah. Yakni Koalisi Wong Mbatu dari PKB-Gerindra yang mengusung paslon nomor 1 Nurochman-Heli Suyanto (NH).
Berikutnya paslon nomor 2 Firhando Gumelar-H. Rudi (GURU) yang diusung Koalisi Batu Sejuk terdiri dari PAN, Demokrat, Golkar dan PKS. Paslon nomor 3 Kris Dayanti-Kresna Dewanata Prosakh (KriDa) diusung koalisi PDIP-NasDem dan didukung sembilan parpol non parlemen peserta Pileg 2024.
HUT ke-23 Kota Batu, Cak Nur: Kesempatan Putra Daerah Kontribusi Pembangunan
Ketiga paslon yang bersaing tersebut akan menyampaikan program visi misinya secara mendalam saat debat Pilkada 2024. Melalui kegiatan itu, mereka akan beradu gagasan menyangkut sejumlah isu utama, seperti lingkungan, agraria dan pariwisata. Ketiga isu tersebut diangkat sebagai tema debat sesi pertama.
Ketua KPU Kota Batu, Heru Joko Purwanto menuturkan, debat Pilkada Batu digelar dalam tiga sesi. Sesi pertama diselenggarakan pada Senin malam, 21 Oktober. Selanjutnya untuk sesi kedua digelar pada 6 November, kemudian sesi ketiga pada 23 November. Ada 15 panelis yang dilibatkan, masing-masing sesi menghadirkan 5 panelis.
“Sesi pertama mengulas tiga isu, yaitu lingkungan, agraria, pariwisata. Sesi kedua berkaitan dengan RPJMD menyangkut isu pertanian, perlindungan anak. Pastinya akan dipersiapkan lagi untuk tema debat sesi kedua dan ketiga,” ujar Heru.
Secara garis besar, Heru menjelaskan, tema-tema yang dipilih untuk merumuskan kebijakan terhadap kesejahteraan masyarakat. Saat ini, para panelis telah membentuk tim menyusun soal-soal pertanyaaan yang akan dilemparkan kepada masing-masing paslon. Panelis yang ditampilkan memiliki berasal dari latar belakang berbeda.
“Panelis yang dilibatkan ada tiga unsur, dari profesional, tokoh masyarakat/pengusaha dan akademisi. Lalu kami membatasi pendukung yang ikut masuk sebanyak 50 orang untuk tiap paslon,” terang Heru.
Heru berharap, melalui debat publik ini, dapat memberikan kesempatan yang setara bagi setiap calon untuk menyampaikan gagasan dan rencana kepada masyarakat. Sehingga masyarakat Kota Batu bisa menilai dan menentukan pilihan terbaiknya, berdasarkan performa serta solusi yang ditawarkan oleh masing-masing paslon.
“Kami berharap saat debat, setiap paslon dapat memberikan kontribusi positif dalam proses demokrasi di Kota Batu. Debat ini tidak hanya sekedar ajang unjuk visi-misi, tetapi juga sebagai sarana edukasi politik agar masyarakat Kota Batu lebih memahami dan bisa menilai kualitas serta komitmen para calon pemimpin mereka,” pungkas Heru.(der)