Seleksi Penghargaan Ki Hajar Dewantara, Wali Kota Malang Mempresentasikan e – Learning

Wali Kota Malang Sutiaji saat tahapan seleksi Ki Hajar Dewantara Award di Hotel Kristal, Jakarta, Senin (28/10). (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji saat tahapan seleksi Ki Hajar Dewantara Award di Hotel Kristal, Jakarta, Senin (28/10). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Kota Malang tembus 34 besar daerah ajang Ki Hajar Dewantara Award. Pada tahapan seleksi, Wali Kota Malang Sutiaji memaparkan program e-learning di Hotel Kristal, Jakarta, Senin (28/10).

Sutiaji menjelaskan, bahwa teknologi informatika dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan sudah diimplementasikan 100 persen. Mulai jenjang SD dan SMP telah terkoneksi internet. Seluruhnya telah dapat melaksanakan Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) dan tingkat koneksi internet berkapasitas lebih dari 15 Mbps. Program ini juga terintegrasi dengan Perangkat Daerah di Kota Malang.

“Pemanfaatan e-Learning telah dilaksanakan di hampir setiap satuan pendidikan. Kita punya modifikasi sesuai kehendak sekolah masing-masing. Ada Aplikasi Edmodo, E – Quiz, That Quiz, Socrative,” urai Sutiaji.

“IT tapi berkarakter, kita uji kejujuran siswa. Siswa mengerjakan soal-soal sudah memiliki password sendiri-sendiri, dan bisa dibantu orang tua,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, aplikasi Edupongo dan report rekam jejak siswa sebagai tools yang mampu menghantarkan penguatan potensi anak akan terus dikembangkan. Kedua karya itu merupakan asli buatan komunitas Malang yang sedang diujicobakan. Aplikasi Edupongo adalah sistem manajemen sekolah yang terintegrasi dengan teknologi terkini.

“Dibuat untuk merekatkan komunikasi pihak sekolah, guru, orangtua tentang informasi aktivitas terbaru siswa. Mengakomodasi manajemen data sekolah dari pencatatan administrasi sekolah, data siswa, presensi, rapor siswa, serta layanan chat antar guru dengan orangtua siswa terkait,” urai pria penghobi bulutangkis ini.

Perlu diketahui juga, APBD Kota Malang Tahun 2019 melalui Dinas Pendidikan Kota Malang teranggarkan secara khusus untuk pemanfaatan TIK di dunia pendidikan dengan alokasi Rp 26,8 miliar atau sekitar 13 persen dari total anggaran Rp 278,5 miliar .

Sementara itu, Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Gogot Suharwoto, sejalan dengan upaya peningkatan mutu, akses pendidikan dan kebudayaan melalui pendayagunaan TIK, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2019 kembali menyelenggarakan penganugerahan bagi Kepala Pemerintah Daerah yang memenuhi kriteria penilaian sesuai ketentuan penganugerahan. Tujuan dari penyelenggaraan penghargaan Ki Hajar Dewantara untuk kepala daerah, antar lain adalah : (1) Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada daerah atas pencapaian seluruh aktivitas di daerah dalam memanfaatkan dan mendayagunakan TIK untuk pendidikan, (2) Memetakan tingkat pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan di daerah sebagai bagian dari upaya mendukung peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan, (3) Menjadikan tingkat pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan sebagai bahan dalam perumusan, penetapan, evaluasi dan monitoring kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pendidikan di daerah, serta (4) Menjadikan indeks pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan sebagai alat dalam proses harmonisasi berbagai kebijakan dan program pembangunan pemda baik pada level nasional dan daerah.

Untuk penyelenggaraan tahun ini akan dilaksanakan dalam beberapa kategori, antara lain: perintis, pertama, muda dan utama. Harapan kami kegiatan ini dapat menjadi stimulus pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan di daerah. (Hmz/Ulm)