Sektor Penopang Utama Perekonomian Kota Batu Perlu Dilindungi

MALANGVOICE– Tahun 2025 difokuskan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Pemkot Batu dan masyarakat umum. Hal itu ditegaskan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat kuliah umum ‘Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kota Batu’.

Kegiatan itu digelar di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani dengan menghadirkan narasumber Tenaga Ahli Mendagri, Suhajar Diantoro.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyampaikan, peningkatan kualitas SDM bertujuan untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat. Sehingga materi yang didapat dari narasumber utama dapat diaplikasikan dalam ranah profesional oleh para kepala SKPD dan jajaran Eselon II hingga IV. Aries mengatakan, Dr. Suhajar merupakan birokrat yang sudah berpengalaman dari tingkat kecamatan.

Luncurkan ILP, Dinkes Batu Bakal Tambah Jumlah Tenaga Kesehatan di Desa/Kelurahan

“Saya berharap bahwa ilmu yang beliau sampaikan kepada kita semua dapat kita aplikasikan dalam pekerjaan dan pengabdian kita kepada masyarakat Batu,” tutup Pj. Aries.

Aries menegaskan, kecerdasan akademik haruslah diimbangi dengan pengalaman terjun langsung di masyarakat sehingga ilmu yang diperoleh menjadi aplikatif dan berdampak langsung bagi masyarakat.

“Kami mencanangkan di tahun 2025 adalah tahun peningkatan kualitas SDM yang tujuannya adalah meningkatkan juga kualitas pelayanan pamong kepada masyarakat Kota Batu,” kata Aries.

Aries menambahkan bahwa alasan efisiensi pula maka penyelenggaraan kuliah umum kemarin digelar di Graha Pancasila, dan bukan di hotel. Diharapkan pemerintah bisa melihat sisi positif daerah yang memiliki karakteristik tersendiri seperti Kota Batu.

“Saya sebenarnya ingin menyelenggarakan di hotel, tapi karena efisiensi, kami selenggarakan di Graha Pancasila. Namun, sebagai kota pariwisata, keberadaan hotel-hotel juga harus diperhatikan,” ujar Aries.

Di mata Aries, Suharjo Diantaro sangat profesional dan memahami karakter kepemimpinan. Personanya sangat jeli membaca langkah dalam mengambil kebijakan. Naluri itu harus dimiliki oleh para pemangku kepentingan. Suharjo memulai karir sebagai sekretaris camat hingga Tenaga Ahli Mendagri. Saat ini ia juga tercatat sebagai Wakil Rektor Bidang Hukum, Kerja Sama, dan Kepegawaian Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Dalam pemaparannya, Suharjo menekankan pentingnya menjaga sektor-sektor penopang utama perekonomian Kota Batu. Di antaranya, sektor pertanian, konstruksi, dan pariwisata. Untuk itu ia memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah berstatus kota wisata ini.

“Lindungi betul sektor besar penopang perekonomian di Kota Batu, dijaga baik-baik agar tetap menjadi kekuatan utama,” tegasnya.

Dalam sektor pertanian, Suhajar menyarankan penerapan teknologi pertanian dan diversifikasi komoditas unggulan, serta mengembangkan konsep agrowisata. Adapaun pada sektor konstruksi, ia menekankan pentingnya pembangunan infra struktur yang ramah lingkungan dan melibatkan UMKM.

Kemudian dalam sektor pariwisata, pemkot disarankan untuk memgoptimalkan promosi digital. Dan pemanfaatan teknologi digital ini juga bisa dilakukan untuk peningkatan kualitas layanan serta pelatihan dan sertifikasi pelaku usaha.

Dalam kesempatan ini, Suhajar membahas pergeseran struktur ekonomi Kota Batu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (konstruksi) dan tersier (jasa). Hal ini terlihat dari meningkatnya kontribusi sektor konstruksi yang sejalan dengan pembangunan infrastruktur strategis di kota ini.

Di sisi lain, Suhajar juga menjelaskan masalah efisiensi anggaran yang kini tengah dilakukan pemerintah. Karena dalam efisiensi ini sesungguhnya adalah pergeseran pos anggaran. Artinya anggaran hanya dipindahkan ke pos yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

“Yang perlu kita pikirkan adalah rekonstruksinya, bukan sekadar mengkhawatirkan efisiensi,” tambah Suhajar.

Ia juga menyoroti tantangan urbanisasi di Indonesia, dimana peningkatan jumlah penduduk perkotaan belum diimbangi dengan pengelolaan yang optimal. Ia pun mengingatkan bahwa urbanisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Karena itu diperlukan strategi pengelolaan yang inklusif dan berkelanjutan. Pada tahun 2024, indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Batu mencapai 79,69, meningkat 0,62 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Batu dalam kategori IPM tinggi.

“Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti peningkatan rata-rata lama sekolah dan akses layanan kesehatan bagi kelompok rentan,” tandas Suhajar.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait