Rumah Ipul Juara Karate ternyata Rusak Akibat Gempa dan Belum Dapat Bantuan

Sulastri (Kanan) saat bersama Aditya Syaful Anam. (Mvoice/Toski D).

MALANGVOICE – Dibalik keperkasaan Aditya Syaiful Anam (12), sebagai juara harapan 1 dalam kejuaraan karate di Kota Malang, pada Ahad (5/9) lalu, ternyata menyimpan cerita memilukan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Ipul, demikian panggilan akrab bocah yatim ini tinggal bersama sang ibu, Sulastri, di rumah neneknya, Warsih di Jalan Sentono, RT 04, RW 01, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen.

Sum, demikian sapaan Sulastri, menceritakan, dia dan Ipul terpaksa menumpang di rumah Warsih yang tak lain adalah ibu kandungnya karena atap rumahnya sendiri ambruk akibat gempa pada April lalu.

Baca juga: Sanusi: Sepeda Pancal Ini untuk Motivasi

“Itu pas gempa dulu, sampai sekarang saya tidak mendapat bantuan. Jadi ya saya biarkan begini, saya jadikan gudang. Saya dan Ipul ya tinggal sama ibu saya di sebelah,” bebernya.

Meskipun rumahnya hancur akibat gempa dan tidak mendapat bantuan, Sum pun tetap mengaku bersyukur, lantaran saat gempa tidak ada korban jiwa.

“Saat itu gak ada (orang) yang di rumah. Tiba-tiba pas lihat rumah saya ketiban pohon pisang,” lanjutnya bercerita.

Baca juga: Demi Raih Prestasi Karate Bocah 12 Tahun Nekat Genjot Sepeda

Kisah memprihatinkan Ipul tidak berhenti sampai di sini. Sebagai anak yatim, dia tanpa malu membantu ibunya memulung dari satu tempat ke tempat lain.

Kata Sum, selain sekolah dan latihan karate, Ipul tak segan ikut membantu memulung atau mencari barang rongsokan untuk dijual kembali.

“Ya saya kan kerjanya mengumpulkan rongsokan. Biasanya Ipul itu ikut. Kayak kemarin pas pulang dari kejuaraan, saya nyari (rongsokan) di gang-gang kota sampai kabupaten sama Ipul,” ungkap Sum.

Baca juga: Gerakan Mobil Bermasker, Kota Malang Dapat 25 Ribu Masker Tiap Kecamatan

Menurut Sum, Ipul gak masalah karena membantu memulung ibunya dianggap berbakti sama orang tua.

Ipul ini, lanjut Sum, memiliki tekad kuat untuk mencapai cita-citanya yang ingin membanggakan almarhum ayahnya.

“Ayahnya meninggal saat saya melahirkan Ipul ini. Jadi Ipul ini sejak kecil memang ingin membanggakan saya sama ayahnya yang tinggal di sana (alam barzah,Red),” katanya.

Baca juga: Hari Keenam Pemutihan, KB Samsat Talangagung Diserbu WP

Cerita tentang Ipul ini terkuat saat Mvoice meliput kegiatan Bupati Malang HM Sanusi bersama Sekda Kabupaten Malang, yang mendatangi rumahnya, Selasa (14/9) sore.

Sanusi datang memberi apresiasi atas prestasi Ipul dengan memberikan hadiah sepeda pancal dan paket bantuan.

Sanusi dan rombongan di Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, tak sampai 10 menit. Selanjutnya bertolak ke Desa Sanankerto Kecamatan Turen menghadiri penilaian anugerah desa wisata Indonesia.(end)