Rencana Satu Arah Kayutangan Heritage, Spanduk Penolakan Bermunculan

Spanduk penolakan satu arah warga Jalan Semeru. (Istimewa)

MALANGVOICE – Rencana satu arah jalur Kayutangan Heritage sedang dimatangkan Pemkot Malang melalui Dishub. Satu arah ini akan diujicobakan pada 23 Januari 2023.

Meski demikian, rencana ini mendapat penolakan dari warga sekitar Kayutangan Heritage. Beberapa spanduk terbentang di sepanjang jalan mulai Basuki Rahmat dan Jalan Semeru.

Pada spanduk itu tertulis jelas penolakan rencana satu arah.

“Ayas kadit ujutes satu arah boss…!” tulis salah satu spanduk.

“Obsesi satu arag menyulitkan kami #tolaksatuarah” tulis spanduk yang lain.

Spanduk penolakan satu arah Kayutangan Heritage. (istimewa)

Baca Juga: Jalani Pelantikan, Kompol Ari Galang Balik Jabat Kasatlantas Polresta Malang Kota

Tanggapan Direksi Arema Soal IB Mundur Jadi Waketum PSSI

Hal yang sama juga terlihat di kawasan Jalan Semeru. Mereka dengan tegas tidak ingin rencana satu arah terlaksana.

“Warga Semeru Menolak Satu Arah” tulis spanduk di pinggir jalan itu.

Spanduk penolakan satu arah Kayutangan Heritage. (istimewa)

Menanggapi itu, warga sekitar Kayutangan Heritage, Junaedi mengaku memang ada ketidaksetujuan rencana satu arah.

Banyak faktor penolakan warga tentang rencana satu arah Kayutangan Heritage itu, salah satunya adalah kemacetan lalu lintas.

“Bisa macet di sana. Terus banyak anak-anak sekolah yang menyeberang jalan sangat berbahaya kalau satu arah,” katanya.

Ia berharap Pemkot Malang memikir ulang dan mau mendengarkankan usulan warga terkait rencana jalur satu arah di Kayutangan Heritage.

Sementara itu Kadishub Pemkot Malang, Widjaja Saleh Putra, mengatakan rencana uji coba satu arah dijadwalkan mulai 23 Januari 2023.

Widjaja mengaku masih ada beberapa orang yang menolak terkait uji coba satu arah. Namun, hal itu dinilai wajar.

“Sedikit demi sedikit kita beri pengamanan. Misal, kalau satu arah nanti gerobak dia masak harus ikut satu arah, nah itu enggak dong kan menyesuaikan. Sudah kami beri pemahaman dua kali, akhirnya mereka menyadari meski masih ada satu dua orang menolak, karena khawatir macet usahanya,” kata dia.(der)