MALANGVOICE – Peternak kelinci umumnya memberi antibiotik sapi saat ternak mereka terkena diare. Namun dosis itu dianggap terlalu besar untuk kelinci. Dari masalah itu, tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan obat diare ekonomis untuk kelinci.
Mahasiswa lintas fakultas yang terdiri dari Rhezaldian Eka Darmawan (Fakultas Teknik Kimia), Galuh Dianita F (Fakultas Peternakan) dan Anas Nur Hidayah (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) menciptakan obat Rabbit Herbal Antibiotic (Rabaltic) dari daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi).
Menurut Rheza, demikian ia akrab disapa, penyebab diare pada kelinci sama dengan penyebab diare pada manusia. Obat anti diare yang tepat adalah yang terbuat dari senyawa tanin.
“Kebetulan blimbing wuluh kaya senyawa tanin. Kalau pada manusia, kita sering pakai ekstrak daun jambu biji dan jarang pakai blimbing wuluh. Padahal keduanya punya kandungan yang sama,” katanya.
Untuk hasil optimal, 16 gr tanin dan 100 ml akuades dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli penyebab diare. Penggunaanya cukup dicampurkan ke dalam minuman kelinci dengan dosis 2,5 ml.
Rheza mengungkapkan bahwa RABALTIC dijual dengan harga Rp 19.000,-/100 ml, namun bisa lebih murah jika diproduksi secara massal.
Ke depan, mereka berharap obat ini bisa digunakan untuk manusia dengan melakukan penelitian lebih lanjut.