Produsen Keripik Buah Panen Rezeki di Momen Lebaran

Pekerja mengupas buah apel yang nantinya diolah jadi camilan kripik buah. (MVoice/M. Noerhadi).

MALANGVOICE– Suguhan beragam olahan makanan selalu menghiasi meja tamu tatkala momen lebaran tiba. Tingginya permintaan membuat produsen camilan kebanjiran pesanan. Salah satunya Selecta Fruit, industri rumah tangga produsen keripik buah di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Orderan datang membanjiri sejak awal Ramadan. Permintaan naik 70-80 persen dibandingkan hari biasa. Setiap harinya, mereka harus memproduksi bahan baku buah apel, nangka hingga pisang mencapai 1 sampai 1,5 ton. Jika dibandingkan hari-hari biasa, dirinya hanya memproduksi sekitaran 8 kuintal.

Pemilik Selecta Fruit, Lilik Sumarlik mengaku, pembeli memesan secara online maupun offline. Pemesan bukan hanya berasal dari kawasan Malang Raya, namun juga datang dari luar daerah. Pemesan didominasi oleh pusat oleh-oleh yang dijual kembali dengan kemasan dan merk berbeda. Produk yang paling banyak diburu yakni keripik apel, nangka dan rambak pisang. Ketiga varian tersebut diminati oleh pembeli karena dinilai cocok untuk menyuguhkan tamu-tamu saat lebaran.

Baca juga:
Ratusan Mahasiswa dari Puluhan Perguruan Tinggi di Indonesia Pilih IBU Malang

Posyan Heritage Satlantas Polresta Malang Kota Terlihat Megah

Telkomsel Optimalkan Layanan Selama Momen RAFI 2023

Petani Tebu Curhat ke Cak Udin Soal Kelangkaan Pupuk

“Kalau untuk salak, rambutan, mangga dan nanas itu hanya pelengkap saja, ada yang suka dan tidak. Alhamdulillah saat ini untuk produksi apel sampai banyak yang pre-order,” tutur Lilik.

Pesanan yang melimpah membuat dirinya keteteran. Sehari pesanan yang datang tembus 100-150 paket. Lantas tenaga pekerja untuk pengupasan kulit buah ditambah guna mempercepat proses produksi. Cara itu sekaligus untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

“Mereka kadang sampai bawa ke rumah, terus buah yang sudah dikupas dibawa balik ke sini. Sistemnya borongan gitu. Tujuan kami juga untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar sini,” tutur dia.

Baca juga:
Titik Krusial Kemacetan saat Libur Lebaran di Kota Batu Jadi Perhatian

Keterbatasan Lahan Parkir di Kawasan Alun-alun Kota Batu Jadi Biang Kemacetan

Wali Kota Batu Ingatkan Titik Krusial Antisipasi Kemacetan saat Libur Lebaran

Dishub Kota Batu Siagakan Mobil Derek Gratis selama Libur Lebaran, Catat Call Centernya

Bahkan, saat ini stok keripik hasil produksinya mulai menipis lantaran kebanjiran orderan. Bahkan, mereka sampai tidak bisa menyimpan stok persediaan untuk bulan-bulan berikutnya. Sekalipun harganya mengalami kenaikan, namun itu tak berbanding lurus dengan minat pembeli.

Sebut saja keripik nangka yang sebelumnya Rp150 ribu kini naik jadi Rp180 ribu per kilogram. Begitu juga dengan keripik apel harganya naik dari Rp75 ribu menjadi Rp95 ribu per kilogram. Sementara harga ecerannya naik hingga Rp 130 ribu dari semula Rp 100 ribu. Kenaikan harga itu lantaran sejumlah faktor. Seperti kenaikan harga listrik, minyak goreng dan gas elpiji.

“Ada selisih kenaikan rata-rata sampai Rp 20 ribu dibanding harga sebelumnya. Omzet yang diterima sekitar Rp20 juta setiap harinya. Walaupun di kampung tapi tetap bisa produktif, kalau hari biasa omzet sekitar Rp 10 juta,” katanya.(der)