Polinema Tutup Rangkaian Dies Natalis ke-40 dengan Pagelaran Wayang Tradisional

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo membuka pagelaran wayang tradisional. (Deny/MVoice)

MALANGVOICE – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menutupi rangkaian Dies Natalis ke-40 dengan pertunjukan wayang tradisional, Sabtu (20/8) malam.

Uniknya, gelaran wayang kulit dengan lakon “Wahyu Mahkutoromo” ini didalangi dua civitas akademika Polinema sendiri, yakni Joko Setiono sebagai dosen dan Araya Ismoyo yang aktif sebagai mahasiswa S2.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, mengatakan, makna lakon yang ditampilkan itu pada intinya bisa mampu membawa perubahan yang baik di Polinema.

Baca Juga: Kampanye Anti Radikalisme Warnai PKKMB FISIP UB

Itu juga alasan sengaja digelarnya wayang kulit dalam penutupan dies natalis Polinema tahun ini.

“Intinya ingin mengajak seluruh civitas akademika dalam Polinema, bersama-sama melakukan perbaikan. Jadi yang dirasa belum baik mari diperbaiki,” katanya.

Dalam usia ke 40 tahun ini, Supriatna berharap bisa menancapkan jati diri awal suatu pendirian Polinema.

“Dalam filsafat, usia 40 usia paling sakral. Kalau orang bilang antara manusia dan organisasi kurang lebih sama. Diharapkan peringatan mencerminkan kedawasaan seseorang dan organisasi,” kata dia.

Supriatna menegaskan, Polinema ke depan harus menunjukkan semangat baru dalam dunia pendidikan serta mewujudkan visi misi.

“Agar menjadi semangat baru untuk bisa bersama punya motivasi semangat mewujudkan visi misi ke depan, tentunya bisa menggandeng dengan kondisi situasi saat ini,” tandasnya.(der)